Maxi Pesik Ditebas Berulangkali Menggunakan Parang
Rekonstruksi disaksikan oleh keluarga korban termasuk istri korban, polisi, dan warga sekitar di Polres Minahasa
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribun Manado Alpen Martinus
TRIBUNNEWS.COM, TONDANO - Air mata meleleh pipi Anneke Salu saat mengetahui cara sadis yang dilakukan tersangka JL (40) warga Desa Pinabetengan Utar auntuk membunuh suaminya Maxi Pesik (61) di perkebunan Blerang Desa Pinabetengan Utara Kecamatan Tompaso Barat, Minahasa pada Senin (26/6/2017) lalu.
Cara tersangka JL membunuh diperagakan dalam rekonstruksi yang digelar oleh Sat Reskrim Polres Minahasa, di lapangan Polres Minahasa, Jumat (21/7/2017).
Rekonstruksi yang dipimpin oleh Kanit IV Aiptu Jusak Buluran disaksikan juga oleh keluarga korban termasuk istri korban, polisi, dan warga sekitar di Polres Minahasa.
Sesekali keluarga korban mengabadikan adegan tersebut menggunakan telepon genggam.
Lokasi pelaksanaan rekonstruksi dibatasi dengan garis polisi.
Dalam adegan diperagakan mulai saat tersangka bertemu korban, hingga tersangka yang menebas tubuh korban membabi buta hingga korban meninggal.
Saat melaksanakan rekonstruksi, tersangka mengenakan baju tahanan Polres Minahasa.
"Adegan yang dilaksanakan tadi ada 18 adegan, namun intinya ada 15 adegan, tapi ada adegan tambahan lantaran ada dugaan perencanaan," jelas Aiptu Jusak Buluran.
Sebelum melakukan aksinya, tersangka sempat mengamat-amati korban dari kejauhan, bahkan hampir salah melakukan pembunuhan.
Dalam rekonstruksi tersebut, menurut Buluran, korban ditebas beberapa kali sebelum menggunakan parang panjang meninggal dunia
"Awalnya korban ditebas di leher, kemudian korban berupaya melawan, namun ditebas terus hingga sekitar 12 kali hingga korban meninggal dunia," jelas dia.
Usai rekonstruksi, tersangka kemudian dibawa ke ruang tahanan Polres Minahasa.
Anneke Salu, istri korban Maxi mengaku sangat sedih melihat adegan tersebut, ternyata suaminya dibunuh dengan cara yang sangat sadis oleh orang yang tidak memiliki masalah sama sekali dengan mereka.
"Kami serahkan semuanya ke polisi untuk proses hukum, dan kami minta tersangka dihukum dengan hukuman yang setimpal," jelasnya.
Dia menjelaskan, tersangka ini diperlakukan sangat baik.
"Saya tidak sangka, padahal dia (tersangka) kalau ke gubuk mau bikin kopi atau makanan kami berikan terus," ujarnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.