Laporan Wartawan Tribun Jabar, Theofilus Richard 

TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Di tengah banyaknya peminat berebut masuk SMA negeri, tapi SMA Kristen Dago di Kota Bandung, Jawa Barat, justru sepi peminat. 

"SMAK Dago sedang menurun akibat kebijakan pemerintah juga. Kebijakan menambah SMK, kemudian kebijakan dalam penerimaan peserta didik baru, juga soal rombel (rombongan belajar) yang ditambah," ujar Kepala Sekolah SMAK Dago, Soekarjo, di ruang kerjanya, Jumat (21/7/2017).

Meski telah menggratiskan uang pembangunan dan uang seragam sekolah, para orangtua tidak berminat mendaftarkan anaknya sekolah di SMAK Dago. 

Menurut Soekarjo, fasilitas sekolah gratis yang diberikan sekolah negeri menjadi satu di antara sejumlah faktor menurunnya peminat di SMAK Dago.

Sekarang ini jumlah siswa SMAK Dago secara keseluruhan hanya 11 orang.  Empat di antaranya bahkan siswa yang baru masuk. Sementara jumlah guru sebanyak 16 orang. 

"Inginnya mah jumlahnya bertambah, tetapi karena kebijakannya seperti itu, tantangannya jadi berat," harap Soekarjo. 

Gedung SMAK Dago sekarang tidak semegah dulu. Sebagian besar lahan yang dulu digunakan untuk kegiatan belajar mengajar sudah tidak dipakai lagi. 

Kini yang tersisa hanya sembilan ruang kelas, itu pun tidak semuanya terpakai karena jumlah siswanya hanya 11 orang.

Pantauan Tribun Jabar, beberapa ruang kelas tampak sepi dan tidak digunakan kegiatan belajar mengajar. 

Beberapa anak yang berada di ruang kelas terlihat serius belajar, sedangkan di kelas lain ada yang sedang bermain musik. 

Meski jumlah siswanya sedikit, kata Soekarjo, kegiatan belajar mengajar tetap berjalan lancar.

"Yayasan memberi tahu kepada siswa agar tidak ragu-ragu bersekolah di sini, karena yayasan akan bertanggung jawab penuh sampai lulus dilayani dengan baik," kata Seokarjo. 

SMAK Dago di bawah naungan Yayasan Badan Perguruan Sekolah Menengah Kristen Jawa Barat.

Dulu SMAK Dago merupakan satu sekolah swasta favorit di Bandung. Sejumlah nama besar pun tercatat pernah menuntut ilmu di SMAK Dago.

Di antaranya, Presiden ke-3 RI BJ Habibie (1954) dan adiknya Fany Habibie (1956), aktor Barry Prima (1978), aktris Meriam Bellina (1979), hingga penyanyi bersuara emas Ruth Sahanaya (1985).

Pada masa keemasan di zaman BJ Habibie, jumlah siswanya pun mencapai 1.000 orang dan areal sekolahnya cukup luas.

Menurut Soekarjo, belum ada rencana pembangunan di SMAK Dago karena animo masyarakat yang minim. 

"Soal pembangunan itu bagaimana yayasan. Yayasan juga sepertinya melihat animo. Sekolah ini kan dibuat mini karena disesuaikan dengan jumlah siswanya yang sedikit," kata Soekarjo.