Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Warga Lereng Slamet Geger, Banyak Satwa Liar Turun Gunung

Warga dusun Semaya desa Sunyalangu Karanglewas Banyumas bukan hanya dipusingkan dengan serangan babi hutan yang merusak tanaman mereka.

Editor: Sugiyarto
zoom-in Warga Lereng Slamet Geger, Banyak Satwa Liar Turun Gunung
facebook
ilustrasi 

Laporan Wartawan Tribun Jateng Khoirul Muzakki

TRIBUNNEWS.COM, BANYUMAS - Warga dusun Semaya desa Sunyalangu Karanglewas Banyumas bukan hanya dipusingkan dengan serangan babi hutan yang merusak tanaman mereka.

Warga juga mengeluhkan kemunculan kawanan kera dan lutung Jawa yang mendekati pemukiman warga.

Kera dan lutung itu biasanya muncul secara berkelompok antara 15 hingga 20 ekor. Berbeda dengan babi hutan yang merusak sawah, kawanan kera dan lutung ini menyerang tanaman buah warga, di antaranya pisang.

"Babi hutan menyerang tanaman pangan warga, kera menyerang tanaman buah-buahan, bahkan sudah sampai belakang rumah. Jantung pisang saja habis dimakan, apalagi buahnya,"kata Ranto, pemuda desa Sunyalangu, Kamis (3/8/2017).

Populasi kera yang mendekati pemukiman warga terus bertambah semenjak setahun terakhir ini.
Kawanan kera itu, kata Ranto, bahkan seringkali menunjukkan ekspresi perlawanan saat hendak didekati warga.

Meski tak merusak sawah warga, kawanan kera itu tak kalah mengkhawatirkan jika memasuki perumahan warga yang banyak anak-anak.

BERITA REKOMENDASI

Selain babi hutan dan kera, Ranto menyaksikan jenis satwa liar lainnya mulai hengkang dari habitatnya. Binatang kijang yang dahulu jarang ditemui warga di hutan, kini malah muncul hingga di perbatasan desa.

Ratno juga sempat melihat beberapa burung Elang Jawa turun dan hinggap di atap rumah warga. Padahal, sebelumnya, satwa-satwa itu jarang terlihat oleh warga karena hidup tenang di hutan.

"Dulu tidak pernah ada elang sampai terbang ke desa. Sekarang satwa-satwa liar banyak bermunculan,"katanya.

Warga menghadapi dilema dalam memperlakukan satwa-satwa hutan tersebut. Membunuh bukan solusi baik bagi keberlangsungan ekosistem fauna tersebut.

Jika dibiarkan, warga terus dilanda kerugian lantaran harus berbagi pangan dengan binatang hutan.


Menurut Ranto, jalan keluar tebaik adalah mengembalikan kelestarian hutan agar kembali ramah ditinggali oleh satwa hutan.

Hutan adalah habitat terbaik bagi satwa tersebut sehingga tak beralih mengganggu habitat manusia.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas