Kutukan Puyang Gadis Ini Masih Terasa di Masyarakat Kupang Tuo Tebingtinggi Empatlawang
Hingga kini misteri kutukan itu oleh sebagian masyarakat masih dianggap dan masih terasa bagi penduduk setempat.
Editor: Hendra Gunawan
Namun sayang saat digali lagi Siti Lamjena sudah tidak ada lagi hanya tinggal peralatan yang sebelumnya dimasukan bersamanya yang tersisa.
Menurut warga sebelum di sembunyikan didalam tanah, Siti Lamjena sempat menyebut kalau gadis Desa Kupang tidak sampai menyerupai atau kecantikan melebihinya.
Hal ini agar kejadian serupa tidak dialami warga desanya seperti yang ia alaminya.
Hendri bercerita sebelumnya sudah banyak cerita jika kutukan itu sepertinya memang terasa. Sampai saat ini cerita rakyat Desa Kupang ini dikenal dengan cerita Puyang Gadis.
Warga lainya Adnan Abdulroni (57) warga Kupang saat di temui Sripoku.com, menuju lokasi makam puyang gadis dengan mengendarai sepeda motor tiba di lokasi hanya sekitar sepuluh menit dari Deasa Kupang yang saat ini sudah berubah menjadi Kelurahan Kupang .
Dengan semangat mang Adnan panggilan pria ini bercerita asal usul puyang gadis yang ia sebut dengan Rahima.
Menurut Adnan tidak sedikit warga setempat dan pendatang datang kemakam puyang gadis berziarah.
Ia sendiri sering diminta mengantar orang dan melihat orang ziarah karena kebunnya berada didekat makam puyang gadis.
Saat ini kondisi makam cukup terjaga oleh warga setempat dan masih dianggap keramat. Didalam makam tersebut terdapat gundukan tanah yang tingginya melebihi tinggi orang dewasa dipercaya itulah sebagai makam puyang gadis dan lama kelamaan gundukan itu semakin tinggi. (Awijaya)