Dampak dari Nyonya Meneer Pailit, Museum Taman Djamoe Indonesia Ini Sementara Berhenti Operasi
Kabar bangkrutnya perusahaan jamu asal Semarang, Nyonya Meneer juga berdampak ke satu museum yang berada di Kabupaten Semarang.
Editor: Sugiyarto
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Suharno
TRIBUNNEWS.COM, UNGARAN - Kabar bangkrutnya perusahaan jamu asal Semarang, Nyonya Meneer juga berdampak ke satu museum yang berada di Kabupaten Semarang.
Hal ini lantaran perusahaan yang berdiri sejak tahun 1919 ini, memiliki sebuah museum di Kabupaten Semarang yang dikenal dengan nama Taman Djamoe Indonesia (TDI) Nyonya Meneer.
Pengelola museum yang terletak di Kecamatan Bawen ini menghentikan segala aktivitasnya semenjak beredarnya kabar Nyonya Meneer telah bangkrut.
"Perintah dari pusat, untuk sementara waktu museum dihentikan dahulu segala aktivitasnya karena masih dalam tahap banding. Aktivitas dihentikan sampai kapan, kami belum tahu," kata Koordinator TDI Nyonya Meneer, Endah Permata, Minggu (13/8/2017).
Endah menambahkan pihaknya juga terpaksa membatalkan semua rencana kunjungan ke museum tersebut dari beberapa pihak.
"Kami sebenarnya sudah ada yang booking tempat untuk kunjungan wisata. Bahkan tanggal 3 September 2017 sudah ada yang booking untuk acara pernikahan. Terpaksa kami batalkan semua," sambungnya.
Jika nantinya, Nyonya Meneer tidak lagi sanggup mengurusi museum tersebut, Endah mengatakan seluruh karyawan TDI ingin pemerintah dapat mengelola museum yang dibangun di atas tanah seluas tiga hektare ini.
"Harapannya (TDI Nyonya Meneer) tetap bisa berkembang karena tempat ini merupakan aset nasional untuk pendidikan tidak hanya wisata," ungkapnya.
Menurutnya sejarah bangsa Indonesia khususnya terkait pengelolaan dan pembuatan jamu juga terekam di museum yang buka setiap hari tersebut.
"Para pengunjung bisa belajar tentang pembuatan dan pelestarian jamu. Di TDI Nyonya Meneer juga menyimpan 600 jenis koleksi tanaman obat," paparnya.
Karyawan di TDI Nyonya Meneer, Benny juga berharap supaya tempatnya bekerja tersebut tetap eksis.
"Para pelajar, mahasiswa dan masyarakat umum banyak yang datang ke TDI untuk belajar mengenal tanaman jamu. Bahkan juga ada yang hendak memproduksi jamu usai berkunjung, sehingga kami ingin TDI tetap eksis" tandasnya. (*)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.