Buaya di Babel Makin Menakutkan, Sudah 4 Orang Tewas Diterkam
Serangan buaya muara di wilayah provinsi kepulauan Bangka Belitung semakin menjadi-jadi.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, BANGKA -- Serangan buaya muara di wilayah provinsi kepulauan Bangka Belitung semakin menjadi-jadi.
Sejak awal Januari 2017 sudah tercatat sudah enam kali terjadi serangan buaya di wilayah Pulau Bangka dan satu kali di pulau Belitung
Tiga korban serangan buaya berhasil selamat sementara empat orang lainnya tewas akibat keganasan Buaya Muara.
Kisah Kocak, Kasih Tak Sampai Sugiarti Serang Julianto Orderan Go-Food Hingga Rp 3 Juta
Serangan buaya ini tak hanya terjadi di sungai, tetapi juga terjadi di laut seperti yang dialami Jon (20) warga Sebagin kecamatan Simpangrimba Kabupaten Bangka Selatan baru-baru ini.
Jon menjadi korban terkaman buaya di perairan laut Teluk Kerasak, Desa Sebagin, Kecamatan Simpang Rimba, pada Jumat (11/8/2017) siang.
"Mereka memancing bertiga sebelum salat Jumat tadi, ketika selesai salat jumat ada salah satu temanya pulang dan mengatakan bahwa Jon (korban ) di sambar oleh buaya,"jelas Moris ketika menghubungi wartawan, Jumat (11/8/2017).
Hingga berita ini diturunkan, pria malang yang disambar buaya saat sedang memancing tersebut belum berhasil ditemukan.
Sebelumnya pada awal Juli lalu, Warga Kecamatan Gantung Belitung Timur, Anto (30) menderita luka-luka.
Luka tesebut antara lain sobek di bagian punggung, atas dada, pangkal lengan hingga sobek di atas kepala.
Semua luka tersebut akibat diserang buaya, Sabtu (10/7/2017) malam lalu.
Dia diserang buaya sewaktu hendak memarkir perahunya di alur Sungai Lenggang.
5 Mitos Seks yang Banyak Diyakini Masyarakat, Percayakah Anda?
Beruntung, saat itu Anto masih sempat ditolong adiknya dan akhirnya harus dirawat di Puskesmas setempat.
"Kejadiannya terjadi pada malam minggu Sabtu (9/7) malam lalu. Dan Anto yang mau menggalang perahu ,tahu tahu korban langsung disambar buaya, hingga mengalami luka sobek bekas gigitan mulai dari punggung, atas dada, pangkal lengan hingga kepala," ujar Hasan kepada wartawan, Senin (10/7) kemarin.
Hasan menuturkan, buaya yang menyerang Anto memiliki lebar seperti ukuran tiga keping papan.
Buaya, kata dia, sempat menyeret Anto dan menenggelamkan keponakannya itu. Beruntung, kejadian tersebut diketahui adik Anto. Kemudian adik Anto datang menolong abangnya tersebut.
"Saat menggigit Anto, buaya sempat menenggelamkan korban ke dalam air, dan adik korban sempat kaget dan langsung menolong, lebarnya buaya tersebut kurang lebih atau sekitar tiga keping papan," ujar Hasan.
Serangan buaya di Sungai Lenggang diketahui bukan kali pertama ini saja terjadi.
Tiga hari sebelumnya buaya sepanjang empat meter juga disebut menyerang warga setempat lainnya.
Sama seperti Anto, beruntung korban tersebut pun selamat setelah mendapatkan serangan buaya di bagian lengan dan kepalanya.
Hasan meminta agar warga yang kerap beraktivitas di Sungai Lenggang untuk waspada dengan ancaman hewan predator ini.
"Padahal 3 hari sebelumnya buaya Sungai Lenggang juga pernah menyerang warga setempat, dan diketahui Buaya yang sepanjang hampir 4 meter tersebut berhasil dilepaskannya setelah menyambar bagian lengan hingga kepala korban," ujarnya.
Sebulan terakhir serangan buaya di Kecamatan Gantung, Kabupaten Belitung Timur menjadi-jadi.
Kejadian terbaru berlangsung pada Sabtu (10/7/2017) malam lalu di aliran Sungai Lenggang.
Pos Belitung mencoba merangkum sejumlah kejadian dari informasi yang disampaikan masyarakat.
Buaya Sungai Lenggang sebelumnya juga dikabarkan telah menyerang seorang ibu-ibu.
Dilanjutkan kejadian berikutnya yang berlangsung di sebuah kolong tak jauh dari aliran Sungai Lenggang.
Buaya itu menyerang seorang penambang yang sedang mencuci timah.
Dari sejumlah kejadian tersebut, para korban berhasil selamat.
Namun mereka menderita luka cukup serius.
Masda (20) remaja yang berprofesi sebagai penailing timah, tewas diterkam buaya di sungai Aek Sengok, Desa Telak, Kecamatan Parittiga, Kabupaten Bangka Barat, Senin (2/1/2/2016) malam.
Nyawa Masda tak terselamatkan setelah reptil buas tersebut menyeretnya hingga ke dasar sungai Aek Sengok.
Saat ditemukan, bujangan 20 tahun itu telah merenggang nyawa di dasar sungai.
Sementara pada Kamis (5/1/2017) Ardiansyah, warga Kampung Padang, Kecamatan Toboali digigit buaya laut di perairan Kelurahan Tanjung Ketapang saat sedang menjaring udang.
Selang sehari kemudian pada hari Jumat (6/1/2017) Ngalimun (60), warga Dusun Mempunai, Desa Serdang Kecamatan Toboali, Kabupaten Bangka Selatan tewas akibat terkaman buaya di perairan dusun Mempunai, Jumat (6/1/2017) sekitar pukul 06.00 WIB.
Selanjutnya Muldi (34) pekerja Tambang Inkonvensional (TI) menjadi sasaran reptil bertaring tajam tersebut, Kamis (12/1/2017) sore.
Beruntung, warga Desa Telak itu berhasil lolos dan melepaskan diri dari gigitan sang reptil. Akibat kejadian itu, korban mengalami luka robek pada bagian pergelangan kaki sebelah kanan.
Terakhir Miliguan (41), ditemukan sudah mengapung dan tak bernyawa lagi, akibat diterkam buaya di pantai Mendulang desa setempat, Senin (16/1/2017).
Serangan buaya itu terjadi Senin (16/1/ 2017) sekitar pukul 16.30 WIB, saat korban bersama rekannya Tatang (30) warga Dusun Lubuk Lesung dan Apat (36) warga Dusun Pejem desa setempat, sedang muket (menjala) ikan di pantai tersebut.
Ketika sedang mukat di pantai Mendulang, Miliguan tiba-tiba digigit buaya dibagian perut pas tulang rusuk sebelah kanan.
Seketika itu korban langsung tenggelam diseret buaya.
Tatang dan Apat yang menyaksikan kejadian tersebut, tak bisa berbuat banyak.
Tatang lalu memberitahukan ke warga sekitar, tentang kejadian yang dialami Miliguan.
Tatang dan warga, hanya bisa menunggu di pantai.
Sekitar satu jam kemudian, tubuh Miliguan timbul dan mengapung di pantai dekat muara sungai setempat, yakni tempat dia diterkam buaya.(Iwan Satriawan)