Kisah Loper Koran Lulus 'Cum Laude', Makan tak Pakai Lauk Hingga Bawa Bahan Skripsi Saat Jualan
Siapa sangka, sarjana peraih predikat 'Cum Laude' yang ia peroleh hanya dalam waktu 3 tahun tersebut ternyata adalah seorang loper koran.
Editor: Wahid Nurdin
Masih ada impian yang masih ingin ia kejar setelah jadi sarjana.
"Masih ingin lanjut kuliah lagi. Karena biayanya besar, jadi berusaha untuk dapat beasiswa," tuturnya.
Berikut petikan wawancara bersama Jusman, Loper Koran yang lulus jadi Sarjana dengan predikat 'Cum Laude' :
Ditolak di Universitas Negeri Makassar
Dia bercerita, awal mulanya dia merantau ke Manado, Sulawesi Utara, karena ditolak di Universitas Negeri di Makassar.
Ya, dirinya tak lulus di Universitas Negeri Makassar (UMN).
Beruntung ada teman sejawat yang menginformasikan opsi kedua yakni berkuliah di Universita Negeri Manado (Unima).
"Niatnya kami mau kuliah UNM, tapi tidak lulus. Kami dapat informasi dari rekan yang juga tidak lulus bahwa besar peluang untuk kuliah di sana (Unima)," katanya.
Jadilah dia dan beberapa rekannya memutuskan mendaftarka diri di Unima.
Alhamdulillah, dia diterima dengan mudah.
Dalam kesempatan yang sama, pria ini juga menceritakan keterbatasannya dalam dana saat berkuliah karena keluarganya bisa dibilang tidak mampu.
Kedua orangtuanya adalah petani. Jadi sulit untuk membiayai pendidikan empat orang anaknya.
Uang hanya cukup untuk membeli makan sehari-hari.
"Saya empat orang bersaudara bersamaan menjalani pendidikan. Bahkan untuk menghemat, kakak saya harus menganggur tiga tahun," katanya.
itulah yang menyebabkan dirinya nekat merantau dan tinggal sanak keluarga di kampung.
Semoga kedepannya semakin sukses yah Jusman! (*)
Berita ini sudah tayang di Tribun Timur dengan judul Ditolak di UNM, Loper Koran Ini Lulus 'Cum Laude' Universitas Negeri Manado, Kisahnya Bikin Haru