Kirab Merah Putih Ingatkan Sejarah Rumah Datu Kelampaian
Sebuah rumah berbentuk pangung dengan bahan kayu ulin berdiri persis menghadap ke arah Sungai Martapura.
TRIBUNNEWS.COM, MARTAPURA - Sebuah rumah berbentuk pangung dengan bahan kayu ulin berdiri persis menghadap ke arah Sungai Martapura.
Arsitektur rumah yang berada di RT 1 RW 1 Desa Dalam Pagar Ulu itu terlihat berbentuk panggung dengan gaya arsitektur rumah kuno.
Ya, di rumah inilah Sjech Arsyad Al Banjari dulu pernah tinggal. Setelah menimba ilmu selama 30 tahun di Mekkah dan 5 tahun di Madinah Sjech Arsyad Albanjari tinggal di Desa Dalam Pagar (Sekarang Desa Dalam Pagar Ulu) Kecamatan Martapura Timur dan membuka pengajian di tempat itu.
Suasana Hikmad mewarnai jalannya pelepasan pasukan kirab merah putih di depan rumah yang kini ditinggali Guru H Sya'rani (Keturunan Syekh Arsyad Albanjari) di Desa Dalam Pagar Ulu Kecamatan Martapura Timur.
Terlihat sekitar 200 anggota KNPI, FKPPI, Damkar, Banser NU, TNI dan Polri berbaris rapi membawa bendera merah putih.
Dandim 1006 Martapura Letkol Arm Andi Murtopo dan Kapolres Banjar AKBP Takdir Mattanete memberikan arahan dan kemudian melepas pasukan Kirab merah putih.
Ratusan pasukan kirab pun berjalan semangat seraya menyanyikan lagu-lagu perjuangan.
"Jarak dari Dalam Pagar Ulu menuju gedung Dewan sekitar 5 kilometer. Saya kira, itu tidak ada apa-apanya saat para pejuang kemerdekaan RI merebut kemerdekaan," kata Dandim memberikan semangat pasukan Kirab Merah Putih, Senin (21/8).
Kemarin dalam rangka Peringatan hari Jadi Kabupaten Banjar ke 67 dan HUT Kemerdekaan RI DPD KNPI Banjar didukung Kodim 1006 Martapura dan Polres Banjar menggelar Kirab Merah Putih.
Dipilihnya rumah yang kini ditempati Guru H Sya'rani sebagai titik star Kirab merah putih tidak terlepas dari sejarah rumah tersebut.
Hal itu diungkapkan Dandim 1006 Martapura, Letkol Arm Andi Murtopo. Dipilihnya titik awal kirab di rumah ini karena rumah ini memiliki nilai sejarah.
Rumah yang kini ditempati Guru H Sya'rani dulunya adalah rumah Sjekh Arsyad Albanjari.
Di rumah ulama yang dikenal dengan Datu Kelampaian itu beliau mengajarkan Agama Islam dan disini pula saat itu sangat dimungkinkan dilakukan rapat-rapat untuk merencanakan perlawanan rakyat Banjar terhadap penjajahan.
"Kita ingin mengingatkan tempat-tempat bersejarah perjuangan rakyat dahulu. Kita harus kenalkan bahwa perang Banjar juga hebat dan tidak boleh dilupakan," katanya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.