'Bergetar Tangan Saya Disalami Presiden'
Siswa Kelas 11 SMK Negeri 1 Nunukan ini pun bisa merasakan bersalaman langsung dengan Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribun Kaltim, Niko Ruru
TRIBUNNEWS.COM, NUNUKAN - Ikut mengibarkan bendera di Istana Merdeka pada Hari Kemerdekaan Republik Indonesia, sudah menjadi impian Muhammad Rasli sejak masih duduk di bangku sekolah menengah pertama.
Berasal dari pedalaman Kabupaten Nunukan di Kecamatan Siemanggaris, Rasli akhirnya benar-benar mewujudkan mimpinya setelah dia dipercaya mewakili Provinsi Kalimantan Utara untuk bergabung dalam pasukan pengibar bendera pusaka (paskibraka) tingkat nasional tahun 2017.
"Saya merasa bangga bisa bertemu Presiden. Waktu SMP saya hanya bilang, suatu saat saya ada di sana. Alhamdulillah, saya ada di istana ikut mengibarkan bendera," ujar pria kelahiran Bone, Sulawesi Selatan pada 20 Juli 2000 silam ini.
Siswa Kelas 11, Jurusan Perkantoran SMK Negeri 1 Nunukan ini pun bisa merasakan bersalaman langsung dengan Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo.
Putra pasangan Sainuddin dan Sanawiyah ini berkesempatan bersalaman sekaligus berbincang dengan Joko Widodo saat Pengukuhan Anggota Paskibraka tahun 2017.
"Itu tidak menyangka bisa ketemu Pak Presiden. Saling tatap mata, saling bicara, pokoknya bergetar tangan saya disalami Presiden," kata Rasli yang ayahnya bekerja sebagai penjaga malam di kantor perusahaan perkebunan kelapa sawit PT Nunukan Jaya Lestari.
Saat itu, kata dia, Presiden sempat bertanya kepadanya.
"Sekolahmu di mana? Sekolah apa? Saya bilang siap, saya sebut SMK Negeri 1 Nunukan. Asal mana? Asal Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Utara," kata anak keenam dari delapan bersaudara itu.
Rasa gugup Rasli tak hanya saat berjabat tangan dengan Presiden. Saat melaksanakan tugas mengibarkan bendera pada 17 Agustus 2017, diapun tak bisa menutupi rasa gugup.
"Gugup! Semua gugup, bergetar. Tetapi pelatih kami tetap memberikan kami semangat supaya tenang mengerjakan suatu tugas yang diembankan," ujarnya.
Sebelum bertugas, doa dipanjatkan agar semua yang terlibat bisa melaksanakan tugas yang diemban dari provinsi masing-masing.
"Kami berdoa di dalam istana, semoga lancar semua tugas yang kami kerjakan nanti," ujarnya.
Agar bisa melaksanakan tugas itu dengan sempurna, dia harus mengikuti arahan pelatih agar fokus pada aba-aba. Dia pun diingatkan untuk tidak melirik ke arah lain.