Miris Lihat Anak Fasih Nyanyi Bojo Galak, Ganjar Pesan ini ke Artis Musik Melayu
Gubernur Jateng mendorong anggota dan pengurus Persatuan Artis Musik Melayu Kabupaten Jepara menciptakan lagu dangdut untuk anak-anak.
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribun Jateng, M Nur Huda
TRIBUNNEWS.COM, JEPARA - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mendorong anggota dan pengurus Persatuan Artis Musik Melayu (PAMMI) Kabupaten Jepara menciptakan lagu dangdut untuk anak-anak.
Ganjar mengaku prihatin, banyak anak yang menyanyikan lagu dangdut orang dewasa yang sarat lirik tak pantas untuk usia anak-anak.
Hal ini diungkapkan Ganjar saat melantik pengurus DPC PAMMI Kabupaten Jepara di Lapangan Mrican, Desa Mulyoharjo, Jepara, Minggu (27/8/2017).
"Pernah, dalam sebuah dialog dengan anak-anak, belum lama ini, saya minta mereka menyanyikan lagu anak. Mereka malah menyanyikan lagu berjudul Bojo Galak secara fasih. Ini Fakta. Saya sedih campur senang mendengar mereka bernyanyi dengan nada yang baik, meski saya nggak yakin mereka paham artinya," kata Ganjar.
Menurutnya, PAMMI juga punya tugas membangun moral lewat lagu dangdut ciptaan khusus untuk anak, yang tak kalah populer dari Bojo Galak.
"Sekarang, PR (pekerjaan rumah) besar PAMMI, membikin lagu dangdut anak-anak yang kira-kira bisa meledak semeledaknya Bojo Galak. Kalau perlu, nanti kita lombakan nyanyi anak-anak, kalau perlu saya yang ngadain. Lagu yang lucu, semangat patriotisme, menghormati orang lebih tua, negaranya, dan pada sesama," ungkapnya.
Ganjar mengatakan, hal ini juga dapat mendukung terpilihnya Jawa Tengah sebagai tempat ujicoba Provinsi Layak Anak yang akan dilakukan Unicef dan Bappenas.
"Kalau boleh saya nitip, erotisme dangdut yang berlebihan, dari PAMMI bisa mendorong agar bisa tidak berlebihan," katanya.
Ganjar juga berpesan agar musisi dangdut dapat mengikuti perkembangan era digital. "PAMMI harus ikut dalam sistem jual beli online. Ini terkait pada penghargaan, tidak hanya kreatifitas seninya tapi juga ekonominya," tegasnya.
Ketua DPC PAMMI Jepara, Aris Isnandar menyebutkan, di Jepara, ada lebih dari 200 kelompok Orkes Melayu. Itu sebabnya, Raja Dangdut Rhoma Irama menyebut Jepara sebagai barometer dangdut Indonesia.
"Jepara punya budaya, tidak afdhol kalau ada hajatan tidak nanggap dangdut," ujarnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.