Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Dua Akademi dan Satu Perguruan Tinggi Wilayah Kopertis V DIY Segera Ditutup

Tiga perguruan tinggi swasta (PTS) di wilayah kerja Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis) V DIY akan segera ditutup.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Dua Akademi dan Satu Perguruan Tinggi Wilayah Kopertis V DIY Segera Ditutup
net
Ilustrasi 

TRIBUNNEWS.COM, SLEMAN - Tiga perguruan tinggi swasta (PTS) di wilayah kerja Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis) V DIY akan segera ditutup.

Hal ini dilakukan karena PTS tersebut mengalami berbagai masalah mulai dari tidak ada lagi aktivitas hingga tidak melapor ke Kopertis selama enam semester.

Koordinator Kopertis V, Bambang Supriyadi mengatakan, di wilayah Kopertis V saat ini ada dua akademi dan satu sekolah tinggi yang diusulkan untuk ditutup.

Satu di antaranya bahkan kondisinya sudah dinyatakan sekarat.

"Namun tentu penutupan tidak semudah itu. Kami perlu berkomunikasi dengan yayasan. Satu dari beberapa persyaratannya kan lebih dari enam semester tidak membuat laporan. Nah, dua di antaranya sebentar lagi masuk ke semester enam," kata Bambang ditemui setelah penyerahan SK perubahan Akper Panti Rapih menjadi STIKES Panti Rapih di STIKES Panti Rapih, Pringwulung, Senin (28/8/2017).

Baca: Bandit-bandit itu Masih Bebas Berkeliaran di Luar

Bambang menjelaskan, meski jumlah kampus di DIY berkurang dengan penutupan itu, namun ia yakin hal ini tidak akan mengurangi layanan pendidikan kepada masyarakat.

Berita Rekomendasi

Sebab, meskipun jumlah kampus berkurang, namun jumlah program studi (Prodi) justru naik.

"Saat ini ada 583 prodi. Padahal di 2015 hanya ada 550 prodi. Ditambah lagi hari ini ada dua prodi baru di STIKES Panti Rapih," ujarnya.

Terkait solusi lain untuk kampus yang mengalami kesulitan operasional, satu dari beberapa solusinya adalah merger.

Namun menurut Bambang, hal ini juga tidak mudah karena melibatkan dua pengelola kampus yakni yayasan.

Baca: Presiden Jokowi: Cari Siapa Klien dan Investor Saracen

"Merger sudah dimulai namun baru pada beberapa kampus terutama yang sebidang misalnya pertanian atau kesehatan. Namun hal itu harus dimulai dari keinginan yayasan pengelola. Namun kalau dari kami, susah karena melibatkan dua yayasan. Padahal kan lebih baik jadi institut atau universitas daripada akademi yang kecil-kecil, semuanya bisa menikmati. Sejauh ini sudah ada tiga yang sedang dalam pembahasan merger," katanya.

Sumber: Tribun Jogja
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas