Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kisah Haru Faisal Sang Pengumpul Paku di Got Temukan Kotoran Hingga Emas

Petugas SAR mengevakuasi korban, dan anggota TNI-Polri bersama Dishub mengatur lalu lintas di jalanan yang tergenang air

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Kisah Haru Faisal Sang Pengumpul Paku di Got Temukan Kotoran Hingga Emas
Tribun Kaltim
Faisal (33) saat mencari paku di sekitar selokan dan bak sampah, Jl MT Haryono dekat simpang Beller, Balikpapan Selatan, Selasa (29/8). 

TRIBUNNEWS.COM -- SIAPA sangka di balik musibah banjir yang melanda Kota Balikpapan, ada pemandangan menarik dan menyentuh hati. Dialah Faisal (33), warga Kelurahan Damai, RT 60, kawasan Bukit Cinta, Balikpapan Selatan yang tengah sibuk mengais benda-benda besi di selokan menggunakan tongkat magnet.

DI saat warga sibuk menguras rumahnya yang kemasukkan air. Petugas SAR mengevakuasi korban, dan anggota TNI-Polri bersama Dishub mengatur lalu lintas di jalanan yang tergenang air setinggi pinggang orang dewasa.

Sosok pria tanpa mengenakan baju, bercelana jeans dengan helm silver di kepalanya asyik menyelupkan tangannya ke air samping bak sampah. Di tangan kanannya memegang tongkat pendek berkepala magnet.

Baca: 'Ritual Seks' di Gunung Kemukus Jadi Sorotan Dunia

Hasilnya, berbagai macam benda besi, mulai paku, baut maupun benda lainnya menempel di kepala tongkat kecil yang ia pegang. Sosok pria tersebut bernama Faisal. Dia memetiki satu demi satu benda itu, lalu dimasukkan dalam karung putih yang digantung di tembok tempat sampah, Jl MT Haryono, persimpangan Jl Beller, Balikpapan Selatan.

Ya, Faisal merupakan pengumpul paku di selokan. Kepada Tribun, ia mengaku baru setahun tinggal di Balikpapan dan menekuni pekerjaan itu.

Sehari-hari ia berkeliling dari satu parit ke parit lain dari pagi hingga sore. Dari sore ke malam ia tak berhenti, giliran botol dan kardus bekas ia kumpulkan untuk menyambung hidup. "Yang penting kerja halal. Soalnya buat kasih makan istri," kata Faisal yang hingga kini belum dikarunia momongan.

BERITA REKOMENDASI

Warga asal Sulawesi Selatan ini mengaku banjir menjadi berkah tersendiri baginya. Lantaran banyak paku, mur, baut atau benda lainnya yang bisa ia dapat. "Soalnya air naik, mas. Jadi benda-benda itu terbawa arus ke atas," katanya.

Jika dalam hari normal ia bisa mengumpulkan paku sekitar 5 kilogram. Saat banjir bisa mendapat hingga 20 kilogram. "Sekilonya bisanya Rp 3 ribu, mas. Jualnya di pengepul di kawasan bukit cinta itu," tuturnya.

"Pas tadi malam hujan deras. Pikiran saya pasti banjir di bawah (Dam), kesempatan ini. Alhamdulillah, nambah rejeki buat makan," sambungnya.

Siapa sangka alat bantu yang ia pakai guna menunjang pekerjaannya merupakan benda rakitan. Dengan alat seadanya ditambah kreativitas, Faisal menciptakan alat yang mampu menarik benda-benda yang mengandung besi.

"Kalau kepalanya ini magnet. Saya ambil dari bekas loudspeaker. Yang penting kuat magnetnya. Kalau gagangnya ya paralon ini disemen," ungkapnya.


Delapan tahun melakoni hidup di Malang, Faisal memutuskan merantau ke Balikpapan. Apa yang dilakukan di Malang sama yang ia lakoni di Balikpapan. Mengumpulkan paku dan baut di parit, sepertinya sudah jadi keahliannya.

Bedanya jika di Malang orang yang sepertinya banyak, bila di sini rasanya baru ia sendiri. "Susah di sana (Malang) banyak yang nyari. Kalau di Balikpapan jarang yang nyari kayak gini, apalagi yang turun ke parit," ucapnya.

Beberapa parit di Balikpapan sudah ia jelajahi, mulai parit di kawasan Gunung Malang, Puskib, Klandasan, hingga Stal Kuda. Terkadang saat ia mencari paku dan besi dengan alat rakitannya itu tak jarang ia berselisih dengan kotoran-kotoran kecil.

Kendati demikian ia tak jijik, bahkan tak mau mengeluh. Ia menerima dengan lapang. Seburuk apapun yang ia lakukan di mata orang-orang, namun di mata tuhan apa yang ia kerjakan tentu punya nilai yang berbeda. "Halal mas, daripada korupsi," ujarnya setengah bercanda sembari memasukan paku ke dalam karung.

Bila beruntung, terkadang Faisal juga pernah mendapat rejeki nomplok. Ya, ia pernah mendapat emas dari apa yang ia kerjakan di parit atau selokan. "Gak banyak mas, paling 0,5 gram. Biasanya anting anak-anak, ya macam gitulah," ungkapnya.

Kendati bukan itu yang ia cari, namun ia percaya bahwa Tuhan telah mengatur rejeki manusia masing-masing. Seperti mencari jarum di dalam jerami, kalau emas yang ia tuju di selokan. Emas yang ia dapat semata-mata hanya dianggap sebagai bonus dari Tuhan bagi dirinya. (bie)

Sumber: Tribun Kaltim
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas