Dikenal Supel dan Ramah, Pakaian dan Perhiasan yang Dikenakan Indria Tak Terlihat Mewah
Indria memposting acara makan bersama dua hari sebelum ditemukan tewas di rumah kontrakan, Perumahan River Valley, Bogor.
Penulis: Abdul Qodir
Editor: Dewi Agustina
INDRIA memposting acara makan bersama dua hari sebelum ditemukan tewas di rumah kontrakan, Perumahan River Valley, Bogor.
Indria memposting makan bersama tersebut di akun facebooknya, pada 29 Agustus 2017, tengah malam.
"Ya itu waktu acara brenchmarking di Jogja. Itu makan di sana," ujar Kepala Balai Diklat BNN, Sindhu Setiatmoko kepada Tribunnews, Selasa (5/9/2017).
Sejumlah teman Indria lalu menyambut postingan Indria dengan beragam komentar.
Tampak perbincangan antara Indria dan akun facebook Bambang Sugiharto pada awal komentar dari foto tersebut.
Beberapa komentar muncul dari rekan Indria setelah perbincangan antara Indria dengan teman pria facebook-nya di kolom komentar unggahan foto tersebut.
Seorang rekan dengan akun nama perempuan menuliskan komentar, " Mengheningkan cipta dimulai Al Fatihah..", pada 31 Agustus 2017 pukul 17.29.
Komentar itu dibalas Indria dengan tulisan, "Ada yg berduka yaa." Komentar pertanyaan Indria dibalas temannya dengan tulisan, "Ada bpknya anak2 *eh."
Indria kembali membalas komentar tersebut dengan tulisan, "bapak anak" siapaa yaa."
Teman Indria membalas, "Astaghfirullah, nyebut teh, masa ngga ingat bpknya ank2."
Dan Indria lagi membalas komentar rekannya itu, "Bpknya anak2 ku maksutnyaaa. Memangnyaa aku kenapa??? Ada apaaa dgn foto ini??"
Seorang teman facebook-nya juga turut menulis komentar, "Semua berduka teh indi," dan "Alamat tp kt semua ga ngerti rahasia Allah."
Sehari berikutnya atau 1 September 2017 pukul 22.53 dan 22.54, seorang teman perempuan Facebook-nya menuliskan komentar atas unggahan foto makan bersama tersebut. "semua berduka teh indi," dan "alamat tp kt smua gak ngerti rahasia Allah."
Pada Sabtu, 2 September 2017 pukul 22.28 atau sehari setelah tewasnya Indria, seorang rekan perempuan menulis komentar, "Hmmm...ada bbrp komen yg hilang dr postingan ini."
Sindhu mengaku mengetahui perbincangan Indria dalam kolom komentar yang diunggah Indria sebelum tewas. Namun, Ia mengaku tidak paham dengan maksud perbincangan tersebut.
"Saya enggak tahu. Saya enggak komentar kalau soal itu," ujar Sindhu.
Sindhu mengaku terakhir bertemu dengan Indria di Kantor Balai Diklat BNN, sepekan sebelum keberangkatan tugasnya ke Yogyakarta.
Ia tidak melihat ada kejanggalan terhadap kepribadian Indria selama bertugas di Diklat BNN.
Baca: Asyah Menyesal Abdul Malik Tak Ceraikan Indria Sampai Akhirnya Terjadi Pembunuhan
Indria pun tidak pernah bercerita tentang masalah internal rumah tangga kepada rekan maupun atasan.
Oleh karena itu, rekan dan atasan menilai tidak ada masalah di dalam rumah tangga Indria.
Oleh karena itu, Sindhu secara pribadi kaget atas kejadian yang menimpa Indria.
Pribadi Menyenangkan
Hasil penyidikan sementara Polres Bogor, diduga kuat motif pembunuhan terhadap Indria Kameswari oleh suaminya adalah masalah keributan atau cekcok di dalam rumah tangga.
Seiring ditangkapnya AM di Batam, Kepri, keluarga masing-masing saling memberi pembelaan untuk Indria dan Muhammad Akbar.
Bahkan, kakak Akbar, Siti Nuraeni, menyerahkan rekaman kepada polisi berisi keributan diduga Indria dan Akbar yang terjadi pada Februari 2017 lalu.
Dalam rekaman suara tersebut, diduga Indria melontarkan cacian dan pukulan kepada suaminya saat menagih mobil dan rumah mewah.
Dari rekaman tersebut Indria terkesan sebagai sosok istri cantik dan antagonis, yakni temperamental yang menuntut materi dari suami.
Sidhu mengatakan, sosok Indria dikenal supel dan ramah. Sejak bergabung dengan Balai Diklat BNN di Lido, Bogor, Jabar, Oktober 2016 lalu, Indria telah memiliki suami Akbar.
Sebelum bertugas di Balai Diklat Lido, Bogor, Indria merupakan pegawai BNN Kabupaten Garut, Jabar.
"Betul, sejak bertugas di Diklat BNN Lido dia sudah bersuami dengan MA," ujar Sindhu.
Menurut Sindhu, Indria merupakan pribadi yang terbilang menyenangkan, energik dan terkadang humoris, baik dalam hubungan dengan atasan maupun teman sesama pegawai lainnya.
Indria tidak pernah melakukan pelanggaran etik maupun terlibat masalah seperti keributan dengan sesama pegawai selama hampir dua tahun bertugas di kantor Balai Diklat BNN.
"Dia tidak pernah ribut. Orangnya cukup sopan dengan atasan," jelas Sindhu.
Sepengetahuan Sindhu, Indria tidak pernah berkata kasar atau mempunyai sifat jutek di lingkungan kerja di Balai Diklat BNN.
Baca: Usai Membunuh Indria Kameswari, Sang Suami Kabur ke Batam Gunakan KTP Palsu
"Oh enggak ada, enggak ada. Dia enggak pernah slek sama teman. Yang jelas, pribadinya menyenangkan, humoris. Ribut enggak pernah. Bicaranya sopan, bicaranya logat Sunda-nya kental. Tapi, enggak judes," kata Sindhu.
Selain itu, lanjut Sindhu, pakaian maupun perhiasan yang dikenakan oleh Indria saat bekerja juga tidak terlihat mewah.
"Menurut saya penampilannya wajar yah. Makanya (kesan Indria materialistis) di pemberitaan itu terlalu dibesar-besarkan," kata dia.
"Enggak bermerek pakaiannya, wajar saja. Memang penampilannya bagus. Tapi, dia enggak pernah show off seperti perhiasan segala, itu enggak," imbuhnya.
Hal senada dikemukakan tetangga Indria. Warga menyebut Indria sebagai sosok yang ramah. Sementara sang suami, Akbar justru sebaliknya.
"Kalau si bapaknya (tersangka) mah bisa dibilang kurang ramah lah, etika secara sopan aja kurang lah sama keamanan, beda sama istrinya (korban) dia ramah," ujar Kepala Keamanan Perum River Valley Maulana.
Tri Hardayanto, seorang warga lain mengatakan tidak menyangka Indria yang dikenal baik itu harus tewas mengenaskan.
"Yang saya tahu si ibu (Indria) bekerja di BNN sebagai apa saya kurang tahu, beliau cukup baik ya, kami tidak menyangka akan ada kejadian seperti itu," ujar Tri. (tribunnews/coz/tribunnews.bogor)