Ketika SPBU di Berau Dikuasai Para Pengecer, Warganet: Kasih Mereka Pelajaran!
Pasokan Bahan Bakar Minyak (BBM) di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur kini membuat warga setempat resah.
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM - Pasokan Bahan Bakar Minyak (BBM) di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur kini membuat warga setempat resah.
Mereka mengaku kesulitan mendapatkan BBM di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) karena selalu penuh antrean.
Baca: Ngeri! Angin Tornado di Perairan Sebatik Setinggi 1 Kilometer, Warga Diminta Waspada Melaut
Celakanya, antrean itu rata-rata dikuasai oleh para pengecer yang dengan sengaja membawa jerigen atau motor spesifikasi tangki besar.
Keresahan warga ini disuarakan lewat grup Facebook Buka Lapak Berau, menanggapi tautan berita online TribunKaltim.co berjudul "Lihat Kapolres Berau Turun dari Mobil, Pembeli Bensin di SPBU Langsung Kocar-kacir".
Mayoritas warganet memberi dukungan kepada pihak kepolisian untuk terus memantau dan menertibkan SPBU di Berau.
Menurut penuturan warganet, hampir setiap hari SPBU di Berau dikuasai oleh penyedot BBM yang oknumnya itu-itu saja.
Mereka kerap menyerobot masuk SPBU, bahkan menggunakan tangki yang bukan lagi sesuai standar.
Gara-gara SPBU kerap dipenuhi antrean, mau tidak mau warga terpaksa membeli bensin di pengecer yang harga jualnya jauh lebih mahal ketimbang SPBU.
Baca: Sebelum Bakar 7 SD di Kalimantan Tengah, Pelaku Lakukan Ritual di Rumah Betang
Di satu sisi sebenarnya keberadaan para pengecer ini dianggap membantu, mengingat SPBU tidak buka 24 jam. Apalagi wilayah pelosok yang sama sekali tak punya SPBU.
Tapi lambat laun warga kesal karena momentum ini malah dijadikan kesempatan buat para pedagang untuk mengeruk keuntungan sebesar-besarnya.
Akhirnya mendapatkan jatah bensin di SPBU menjadi barang langka bagi warga. Tak ada pilihan selain beli di pengecer.
"saya pernah tinggal d balikpapan,samarinda,sangata,bengalon cuman d berau pengantri bensin bocorx wah luar biasa!coba contoh tanjung selor tdk ada pengantri tangki bocorx bro!" ujar Amank Ranggas.