Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ketika SPBU di Berau Dikuasai Para Pengecer, Warganet: Kasih Mereka Pelajaran!

Pasokan Bahan Bakar Minyak (BBM) di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur kini membuat warga setempat resah.

Editor: Sugiyarto
zoom-in Ketika SPBU di Berau Dikuasai Para Pengecer, Warganet: Kasih Mereka Pelajaran!
ILUSTRASI 

"Kasi mrk pelajaran pak klw perlu bina mrk itu supaya tau cara ngantri tanpa nyerobot ditambah lagi supaya tdk nimbun bensin cek tangki mrk itu isinya bukan standar lagi," komentar Andi Rukman Hamid.

"Inilah yang buat kita susah paya. Kalau mau ngantri setidaknya kasih waktu dong. Biar adil. Kalau mau larangkan tidak bagus karna rezeky orang cari juga. Tpi setidaknya cari rezeky dengan cara tidak menyusahkan orang.

Contoh waktu ngantri untuk para penjual diberikanlah pada waktu senggan setelah jam sibuk di atas jam 8. Sampai jam 11. Dan kalau siang jam 2 sampai jam 3/4. Kalau bebas pagi-pagi kita mau kerja mau sekolah jadi terlambat karna begini tidak memiliki aturan.

Kalau di tarakan dibedakan dia tempat ambilnya. Khusus yang mau jual lagi di arahkan ke SPBU yang di juata/kampung dan sepi. Kalau di kota di larang.

Na kalau di berau kasih saja waktu-waktu mereka biar tidak bergesek dengan kita yang buru-buru," komentar Andi Irwansyah Basrih.

"Mereka Kabur Karna salah,disisi lain mereka nekat karna mencari nafkah,walau mereka tahu apa yg dilakukan merugikan orang banyak nah itulah lika liku kehidupan," sahut Aidil Hamka SE.

Seorang warganet bernama Evi Dahlia bahkan mengaku tidak pernah lagi membawa motornya masuk SPBU selama 1 tahun 7 bulan karena malasnya melihat antrean panjang.

BERITA REKOMENDASI

Pengalaman serupa disuarakan Ferdiansyah Rachman, yang hampir dua tahun tinggal di Berau tak pernah singgah ke SPBU.

Setiap ke SPBU selalu tutup, sehingga mau tidak mau ia membeli bensin eceran.

Tidak hanya di grup facebook, warganet juga ramai menyuarakan aspirasinya di portal berita www.TribunKaltim.co, menanggapi pemberitaan tersebut.

Sebagian menganggap, apa yang terjadi adalah masalah klasik yang tak pernah kunjung diselesaikan oleh pejabat setempat.

"Tidak pernah ada solusi. Seperti pepesan kosong. Aparat datang pengetab pergi, aparat pergi pengetab kumpul lagi. Pejabat cuman koar2 aja penertiban tdk pernah ada solusi permanen," ujar Pa Akbar.


"Setahun sekali sidak nggak menyelesaikan masalah, karena pengetab imi sdh menjadikan hal ini profesi,sehingga pengguna yang lain spbu tidak bisa lagi beli dispbu karena ulah pengetab ini,. Lakukan tindakan disiplin sehingga fasilitas masyarakat ini benar dirasakan ada oleh masyarakat," ujar Rudi Hartono.

Sy sdh 13 thn di Berau sllu beli bensin eceran. Betapa tdk, antrian sllu dipenuhi pengetab.untuk sekedar dpt 2ltr hrus ngantri berjam-jam," komentar Aan Azzikra.

Sumber: Tribun Kaltim
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas