Keajaiban Mbah Fanani yang Tetap Telanjang Dada Saat Suhu Dieng di Bawah 0 Derajat
Ketahanan tubuh Mbah Fanani menghadapi serangan cuaca ekstrem tak lagi disangsikan oleh penduduk gunung Dieng
Editor: Eko Sutriyanto
![Keajaiban Mbah Fanani yang Tetap Telanjang Dada Saat Suhu Dieng di Bawah 0 Derajat](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/warga-dieng_20170908_180106.jpg)
Laporan Wartawan Tribun Jateng Khoirul Muzakki
TRIBUNNEWS.COM, BANJARNEGARA - Apa yang akan anda lakukan jika berhadapan kondisi suhu di bawah 0 derajat celcius?
Anda pasti akan menyiapkan segala perlengkapan untuk melindungi tubuh dari paparan hawa dingin yang menusuk, mulai dari jaket berlapis, kaus kaki, sarung tangan, penutup kepala, hingga topeng kain di wajah.
Itu pun bisa jadi belum cukup untuk membentengi diri dari serangan suhu ekstrem.
Suhu dingin ekstrem bahkan bisa membuat seorang mengalami gangguan kesehatan, semisal hipotermia atau radang dingin.
September 2017 ini adalah puncak musim kering di dataran tinggi Dieng.
Dua hari berturut-turut, tanggal 1 dan 2 September 2017, desa Dieng Kulon, Batur diterpa suhu dingin ekstrem.
Baca: Pelepasan Lampion di Ajang Dieng Culture Festival 2017
Kumpulan titik air merupa kabut mengapung di atmosfer.
Penduduk desa lebih banyak memilih berdiam di dalam rumah sambil menghangatkan badan di depan tungku api yang menyala.
Mereka sama menebalkan pakaian hingga beberapa lapis untuk menahan dingin.
Suhu ekstrem kala itu benar-benar membuat otot menggigil, gigi gemelutuk, hingga rambut berdiri atau merinding.
Butiran-butiran embun di pagi buta yang menutupi rerumputan dan dedaunan hijau berubah kristal es.
Warga setempat menyebutnya embun upas, atau embun beracun dan banyak tanamam petani yang sekarat, hingga mati karena membeku.
Baca: Sembilan Anak Gimbal Dieng Diruwat Agustus, Permintaannya Macam-macam
Dalam kondisi ekstrem demikian, Kepala Desa Dieng Kulon Batur Slamet Budiono sempat mencemaskan keadaan Mbah Fanani, pria tua yang tak pernah beranjak dari tempat duduknya di pinggir jalan raya, sejak puluhan tahun silam.
Slamet memutuskan menengok tenda Mbah Fanani untuk memastikan kondisi kakek berumur seabad lebih itu baik-baik saja.
Mbah Fanani telah dianggap bagian dari warga Dieng Kulon karena lama menetap di desa.
Bukan rumah tembok atau papan kayu yang menjadi pelindung Mbah Fanani dari dinginnya udara.
![Tenda Mbah Fanani di Jalan Raya Dieng Kulon Batur Banjarnegara. (tribunjateng/khoirul muzaki)](http://cdn2.tstatic.net/jateng/foto/bank/images/tenda-mbah-fanani-di-jalan-raya-dieng-kulon-batur-banjarnegara-jateng_20170825_163546.jpg)
Sebuah tenda kain berukuran sekitar 2 x 3 meter telah berdiri puluhan tahun di pinggir jalan raya Dieng, depan rumah warga, Sugiono.
Tenda ala kadarnya itu didirikan warga untuk orang yang selalu membisu dan tidak pernah bergeser dari tempatnya bertapa.
Hawa dingin mudah menyelinap masuk ke celah tenda yang telah lapuk termakan usia tersebut.
"Saya ingin memastikan saja keadaan Mbah Fanani dalam kondisi sehat, karena suhu saat itu sangat ekstrem di bawah nol derajat," katanya, Jumat (8/9/2017)
Slamet ternyata menyaksikan keajaiban yang sulit dicerna akal.
Suhu beku di luar seolah tak mempengaruhi keadaan sang pertapa.
Baca: Tenda Tempat Mbah Fanani Bertapa Kini Dipasang Pagar Besi
Mbah Fanani masih khusyuk bertapa dan tetap bugar dan tak menunjukkan tanda kedinginan padahal, tak ada sarana penghangat di dalam tenda.
Mbah Fanani bahkan tetap bertelanjang dada.
Ia hanya menutupi sebagian tubuhnya dengan sarung hitam.
"Setelah saya lihat kondisinya, dia baik saja,"katanya
Ketahanan tubuh Mbah Fanani menghadapi serangan cuaca ekstrem tak lagi disangsikan oleh penduduk gunung Dieng.
Itu hanya satu di antara keanehan pada diri Mbah Fanani yang tersaksikan.
Saat penduduk asli Dieng sama berlindung di balik pakaian tebal berlapis untuk melawan suhu ekstrem, Mbah Fanani justru mengumbar setengah badannya dan hanya berselimut sarung.
Slamet bahkan mengaku belum pernah melihat Mbah Fanani mengeluhkan sakit berarti, meski setiap tahun diterpa suhu ekstrem.
"Mbah Fanani itu orang luar biasa karena kuat menahan hawa dingin yang ekstrem di musim kemarau," katanya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.