Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Exit Tol Magetan Perlu Dibangun

Akses exit tol di Kabupaten Magetan perlu dibangun untuk memudahkan masyarakat yang ingin keluar masuk Magetan secara mudah.

zoom-in Exit Tol Magetan Perlu Dibangun
dok. DPR RI
Anggota Komisi V DPR RI Sadarestuwati (F-PDI Perjuangan) saat mengikuti rapar dengar pendapat dengan Jasa Marga, Selasa (19/9/2017). 

TRIBUNNEWS.COM - Akses exit tol di Kabupaten Magetan perlu dibangun untuk memudahkan masyarakat yang ingin keluar masuk Magetan secara mudah.

Di sini ada objek wisata pula yang membutuhkan exit tol agar tetap hidup dan dikunjungi para wisatawan.

Demikian disampaikan Anggota Komisi V DPR RI Sadarestuwati (F-PDI Perjuangan) saat mengikuti rapar dengar pendapat dengan Jasa Marga, Selasa (19/9/2017).

Rapat ini membahas proyek pembangunan jalan nasional untuk tahun 2018. Restu mengungkapkan, masyarakat Magetan melihat, exit tol yang ada sekarang terlalu jauh.

Untuk itu perlu dibangun yang lebih dekat untuk meningkatkan pula angka kunjungan wisatawan ke Telaga Sarangan, objek wisata favorit di Magetan.

“Exit tol Magetan cukup jauh. Tujuan pembangunan exit tol untuk menghidupkan wisata Telaga Sarangan. Kalau tidak ada exit tolnya, maka Telaga Sarangan ini bisa mati. Bisa tak ada lagi wisatawan berkunjung. Ini usulan dari masyarakat Magetan sendiri agar ada exit tol di Magetan,” kata Restu dalam rapat tersebut.

Telaga Sarangan sendiri dikenal juga dengan Telaga Pasir. Ini telaga alami yang berada di ketinggian 1.200 meter di atas permukaan laut dan terletak di lereng Gunung Lawu, Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan, Jawa Timur.

Berita Rekomendasi

Telaga ini berjarak sekitar 16 kilometer arah barat kota Magetan. Memiliki luas sekitar 30 hektare, telaga tersebut berkedalaman 28 meter.

Pada kesempatan itu, politisi dari dapil Jatim VIII ini, mendesak Jasa Marga membangun akses jembatan gantung yang rusak di desa terpencil Jombang, Jawa Timur.

Akibatnya, anak-anak sekolah harus menyeberangi empat sungat untuk sampai ke sekolah mereka. Butuh waktu satu jam setengah dengan menyeberangi sungai.

“Bila banjir tiba, anak-anak dipastikan tidak bisa ke sekolah. Selesai banjir pun harus menunggu airnya surut dulu. Saya mohon ini bisa diperhatikan. Bila perlu ada petugas Jasa Marga yang ikut saya kunjungan ke daerah sehingga bisa tahu persis,” keluh Restu.

Admin: Sponsored Content
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas