Mitos Kotoran Kerbau Bule yang Diperebutkan saat Kirab Malam 1 Muharram
Saat kirab berlangsung, tlethong atau kotoran kerbau bule diyakini sebagian orang dapat melancarkan rezeki.
Editor: Johnson Simanjuntak
Laporan Wartawan TribunSolo, Muhammad Syafii
TRIBUNNEWS.COM, SOLO - Berbicara kirab 1 Sura atau 1 Muharram Keraton Solo tentu tak lepas dari kerbau bule keturunan Kyai Slamet.
Saat kirab berlangsung, tlethong atau kotoran kerbau bule diyakini sebagian orang dapat melancarkan rezeki.
Karena itu, kotoran kerbau bule pun diperebutkan.
Warga yang mengambil tletong saat kirab biasa menggunakannya untuk campuran pupuk.
Warga beranggapan, adanya campuran tlethong Kerbau Bule tersebut membuat hasil panennya banyak.
"Mungkin karena hasil panennya yang banyak maka dianggap sebagai pemancar rezeki," ujar Jumadiono (56), perawat Kerbau bule saat ditemui di kawasan Alun-alun Kidul (Alkid) Keraton Solo, Rabu (20/9/17).
"Ada yang mengeringkannya dahulu dan membungkusnya dalam sebuah kain untuk disandingkan disamping pupuk yang bertujuan untuk menambah hasil panen, "ungkap dia.
Jumadiono melanjutkan, sebagian besar orang yang masih mempercayai tentang tlethong adalah mereka yang bertempat tinggal di pinggiran Kota Solo.
"Mitos tentang tlethong tersebut sebenarnya hanya sugesti mereka sendiri," ujar Heri (36), perawat Kerbau Bule yang lainnya.
"Seperti sugesti minum obat, setelah minum obat orang yang sakit merasa lebih enak badannya," ungkap Heri.(*)