Karakter Reptil Langka Buaya Badas Hitam Sebenarnya Tak Agresif
REPTIL buaya memiliki ragam pola yang saling berbeda satu sama lain. Apa perbedaan mendasar dari buaya badas hitam dan buaya muara?
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNNEWS.COM - REPTIL buaya memiliki ragam pola yang saling berbeda satu sama lain. Apa perbedaan mendasar dari buaya badas hitam dan buaya muara?
Sekilas bentuk fisik dari ekor hingga bagian leher terlihat sama. Yang berbeda itu ada pada bagian rahangnya.
Buaya muara ukuran kepala hingga rahang mulut lebih besar dibandingkan dengan ukuran buaya badas hitam. Hanya saja badas hitam terlihat lebih lebar.
Sementara ukuran rahang yang paling kecil dan ramping, ini hanya dimiliki buaya supit (Tomistoma schlegelii).
Maslim Asingkly, peneliti Bio Sains Hewan dari The Wildlife Conservation Society Indonesia wilayah Kaltim, menjelaskan, buaya badas hitam tubuhnya tidak sebesar seperti buaya muara.
Buaya badas hitam selalu berdiam diri, banyak berendam di genangan air tawar, seperti danau, rawa dan sungai.
Catatan dari berbagai penelitian, buaya muara dikategorikan reptil jenis buaya yang terbesar di antara lainnya, bahkan sempat ada yang menemukan buaya muara di Sangatta, Kaltim, panjangnya mencapai 12 meter dengan berat tubuh 200 kilogram lebih.
Sementara buaya badas hitam jika diukur masuk ketegori sedang.
Secara karakter, tubuh buaya badas hitam yang tidak mega layaknya buaya muara, membuat sifatnya tidak terlalu agresif.
Dibandingkan dengan buaya muara, karakternya sangat galak. Buaya badas hitam jika tidak diganggu, diusik dan terancam keselamatannya tidak melalukan perlawanan.
"Kebiasaan buaya badas hitam tidak agresif. Sementara buaya muara sangat agresif, kita mendekati langsung diserang, dicaplok," kata Maslim.
Sudah tidak heran, buaya badas hitam ini masuk kategori reptil karnivora, binantang yang suka memakan daging-dagingan.
Buaya badas hitam tidak pernah suka dengan makanan dari tumbuhan, sayur-mayur atau buah.
Bentuk rahang tercipta secara lebar dan bergigi tajam supaya bermanfaat untuk mencari makanannya.
Rahang buaya badas diciptakan yang memang cocok sesuai lingkungannya, yang menetap tinggal di perairan lahan basah air tawar.
Saat memangsa incarannya, buaya bisa mudah menahan dengan rahangnya yang kuat. Namun jika diukur dari kapasitas, buaya muara jauh lebih besar.
Sebaiknya, imbuh Maslim, binatang reptil seperti buaya dijauhkan, jangan didekati apalagi dianggap sebagai hewan jinak.
Semua buaya masuk kategori reptil yang liar, yang suatu saat bisa mengancam keselamatan manusia.
"Sebaiknya menghindari hubungan dengan buaya. Reptil buaya bukan binatang yang mudah ditaklukkan. Sifatnya liar, tidak bisa dihilangkan karakter liarnya yang penyerang dan predator," tuturnya. (ilo)