Diduga Lamaran Ditolak, Mahmudi Bantai Calon Istri
Insiden pembacokan satu keluarga di Dusun Kapungan, Desa Dawung, Kecamatan Jogorogo, Kabupaten Ngawi berujung tragis.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, NGAWI - Insiden pembacokan satu keluarga di Dusun Kapungan, Desa Dawung, Kecamatan Jogorogo, Kabupaten Ngawi berujung tragis.
Neny Agustin (17), pacar atau calon istri pelaku meninggal dengan luka bacok yang serius pada lehernya.
Neny meninggal setelah dirawat beberapa jam di Rumah Sakit Attin Ngawi, Selasa (26/7/2017).
Korban meninggal lantaran mengalami luka bacokan yang serius pada lehernya.
Sementara hingga Rabu (27/9/2017), Ibu Neny Agustin, Sumiyati (45) dirawat di RSU Ngawi.
Sumiyati masih kritis setelah dibacok calon menantunya, Mahmudi (30) saat datang hendak melamar korban.
"Sampai saat ini ibu korban masih kritis. Kami belum bisa mengambil keterangan ibu korban untuk mengetahui penyebab Mahmudi nekat menghabisi nyawa calon istri dan keluarganya," ujar Kapolsek Jogorogo, AKP Budi Cahyono yang dihubungi Kompas.com, Rabu ( 27/9/2017).
Menurut Budi, Sumiyati mengalami luka pada bagian leher sebelah kiri dan jari telunjuk kiri putus.
Sementara kondisi kakek dan tetangga korban yang juga ikut dibacok sudah berangsur-angsur pulih.
Mengenai motif pembacokan yang dikabarkan karena lamaran Mahmudi mempersunting Neni ditolak keluarga, Budi belum bisa memastikannya.
Polisi masih menggali keterangan dari tetangga korban yang mengetahui peristiwa itu.
Bahkan hingga kini, sambung Budi, polisi masih mencari pelaku. Ia mendapatkan informasi, seusai membacok calon istri dan keluarganya, Mahmudi melarikan diri ke hutan wilayah Ngrambe Ngawi.
Diberitakan sebelumnya, pembacokan itu terjadi pukul 10.15 WIB.
Pembunuhan ini diduga terjadi karena pelaku yang melamar Neny ditolak keluarganya.
Pembantaian kejam ini bermula pada pukul 08.30 pelaku berkunjung ke rumah Neni, kekasihnya.
Ia datang dengan diantar oleh kedua temannya yang pulang pada pukul 08.40.
Setelah itu pria asal Dusun Pondok, Desa Macanan ini terlibat perselisihan dengan keluarga korban.
Cekcok tersebut berujung pada pembacokan oleh pelaku kepada keluarga korban.
Identitas anggota keluarga yang menjadi korban pembantaian tersebut adalah Prawiro (82 tahun), Sumi (45 tahun), Neni (17 tahun), dan Sumiyem (45 tahun) yang merupakan tetangga korban.