Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Contohkan Nelson Mandela, Cara Ganjar Motivasi Anak Muda Soal Batik

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo berupaya memotivasi generasi muda untuk mencintai batik pada peringatan Hari Batik Nasional.

Editor: Y Gustaman
zoom-in Contohkan Nelson Mandela, Cara Ganjar Motivasi Anak Muda Soal Batik
Tribun Jateng/M Nur Huda
HARI BATIK - Seorang siswa SMA Negeri 1 Sokaraja Kabupaten Banyumas, Arif Argha, menerima laptop dari Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, karena berhasil menyanyikan tembang macapat dandang gula dengan merdu di SMA tersebut, Senin (2/9/2017). TRIBUN JATENG/M NUR HUDA 

Laporan Wartawan Tribun Jateng, M Nur Huda

TRIBUNNEWS.COM, BANYUMAS - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo berupaya memotivasi generasi muda untuk mencintai batik pada peringatan Hari Batik Nasional.

Terlebih, batik kini sudah menjadi Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) oleh UNESCO sejak 2009.

Kala menghadiri kegiatan Ganjar Mengajar di SMA Negeri 1 Sokaraja, Kabupaten Banyumas, Senin (2/10/2017), Ganjar mengungkap cerita tentang fenomena batik yang telah mendunia.

Ia mencontohkan tokoh dunia mendiang mantan Presiden Afrika Selatan, Nelson Mandela, ternyata mengoleksi banyak batik dari Indonesia.

Baca: Ganjar Minta Bumdes Gencarkan Promosi Pariwisata Lewat Medsos

"Presiden Afrika Selatan, Nelson Mandela, itu satu lemari bajunya batik semua. Batiknya Nelson itu dari mana coba? Dari Pekalongan, Jawa Tengah," kata Ganjar.

BERITA REKOMENDASI

Ganjar mengungkapkan, Nelson Mandela dikenal dunia salah satunya karena gaya berbusananya khas. Pada acara resmi PBB maupun informal, Nelson Mandela sering mengenakan kemeja bermotif batik.

Nelson Mandela
Nelson Mandela berbusana batik khas Indonesia pada berbagai acara. ISTIMEWA

Meski Nelson mempopulerkan batik di negaranya, lanjutnya, ternyata batik menjadi pakaian yang 'sakral' di tengah warga Afrika Selatan. Hal ini diperlukan metode dagang dalam kerja sama internasional untuk mengubah image batik di negara itu.

"Ketika saya tanya kepada warga Afrika Selatan kenapa enggak pakai batik, katanya orang sana takut karena baju itu sangat dihormati dan sakral, mereka menyebut batik sebagai pakaian Mandela atau Mandela's Shirt. Makanya Dubes RI untuk Afrika Selatan, diplomasi asing sekarang perlu bicara dagang batik," ia menambahkan.

Ganjar juga menceritakan sejarah perdagangan batik di dalam negeri. Banyak orang kaya di Indonesia dimulai dari dagang batik di Solo, kemudian mereka membuat komunitas 'Sarekat Islam' yang di dalamnya adalah banyak para pedagang batik.

"Maka itu jadi gerakan politik luar biasa. Politisi hebat jaman dulu pun berasal dari berdagang batik. Bahkan kini pameran batik telah ada di Milan, Spanyol, London dan Amerika," ungkap dia.


Sejak adanya penetapan Unesco, batik yang dahulu sempat tenggelam kini menggeliat. Kata Ganjar, jika dahulu orang memakai batik diklaim orang 'Ndeso' namun kini batik menjadi baju yang luwes.

"Dulu orang kondangan saja yang pakai batik, PNS pakai keki dan seragamnya banyak tempel-tempel, hari ini batik sudah jadi biasa dan bahkan dibuat modis. Dulu orang pakai batik dan celana jeans terlihat wagu, tapi sekarang sudah oke," beber dia. 

Bupati Achmad Husein mengatakan Banyumas merupakan salah satu daerah di Jateng yang memiliki sentra batik terbaik.

Ia mengagumi kebijakan gubernur yang membuat kebijakan di daerah untuk mengaharuskan PNS memakai batik selama empat hari dalam seminggu.

Kebijakan itu, kata Husein, memang melawan arus kebijakan Menteri Dalam Negeri RI yang menyampaikan bahwa PNS tiap hari harus memakai setelan kemeja putih dan celana hitam.

"Tapi Pak Gubernur mengatakan tidak, tetap ingin ada batik, dan Pak Gubernur membela yang benar yaitu dengan membuat kebijakan selama empat hari dalam seminggu mengenakan batik. Dan itu hanya ada di Jateng," tandas dia.

Adanya kebijakan itu, imbuhnya, kini batik menjadi pakaian yang luwes dipakai dalam setiap momentum, baik acara dalam ruangan maupun luar gedung. Termasuk tetap elegan dipakai semua usia.

Sumber: Tribun Jateng
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas