Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Peduli Bencana Gunung Agung, Pengurus Data Anak-anak Untuk Segera Masuk Sekolah

Pendataan ini dilakukan untuk melakukan manajemen pemberian bantuan dan juga pendataan anak-anak untuk masuk sekolah

Penulis: I Made Ardhiangga
Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Peduli Bencana Gunung Agung, Pengurus Data Anak-anak Untuk Segera Masuk Sekolah
TRIBUN_BALI/RIZAL FANANY
Sejumlah relawan mengajak anak-anak pengungsi gunung agung bermain di salah satu posko pengungsi di Karangasem, Sabtu (30/9/2017). 

Laporan Wartawan Tribun Bali I Made Ardhiangga

TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Pihak aparatur Desa Dauh Puri Kelod melakukan pendataan terhadap pengungsi Gunung Agung.

Pendataan ini dilakukan untuk melakukan manajemen pemberian bantuan dan juga pendataan anak-anak untuk masuk sekolah.

Hal ini dilakukan pada Senin (2/10/2017) sore.

Ketua Posko Peduli Bencana Gunung Agung Dauh Puri Kelod, Nyoman Mardika total warga pengungsi di Desa Dauh Puri Kelod Denpasar ada sekitar 324 orang.

Berdasarkan edaran Disdikpora kota Denpasar, setiap sekolah tidak boleh menolak adanya pengungsi yang akan melanjutkan menerima pelajaran.

Baca: Brimob dan Sabhara Lakukan Pengamanan Khusus Pengungsi Gunung Agung

Berita Rekomendasi

Karena itu, pihaknya melakukan pendataan supaya segera anak-anak bisa terdistribusi ke sekolah dan mendapatkan pelajaran.

"SD penampungan ada di SD 24, SD 6, SD 5, SD 19 dan 11 yang berada di wilayah Desa Dauh Puri Kelod. Dan memang ke lima sd itu saja yang bisa menampung dikarenakan ruang kelasnya masih mencukupi. Di sd-sd lain rata-rata sudah di atas 50 siswa didik," ucpanya kepada Tribun Bali saat mengunjungi pengungsi mandiri di Dusun Bumi Sari

Mardika menjelaskan, di Desa Dauh Puri Kelod memang ada pos pengungsi dan ada pengungsi mandiri (tinggal bersama keluarga).

Namun, untuk meringankan beban keluarga yang ditinggali, mesti tetap diberikan bantuan dan juga koordinasi dengan pihak keluarga supaya anak-anak mau bersekolah.

"Persoalannya kan mungkin ada rasa malu, karena lingkungan yang berbeda. Jadi ini mencoba supaya dibujuk rayu mau berskolah lagi," ungkapnya.

Salah satu keluarga penampung pengungsi mandiri, Gede Suarnata, keluarga di kampungnya ini berjumlah 18 orang. Maka, dengan bantuan sangat membantu. Seperti halnya, bantuan mie instan, beras dan telor.

"Tentunya membantu. Dan memang sekolah sangat penting untuk anak-anak," jelasnya. (ang).

Sumber: Tribun Bali
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas