Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pesan Terakhir Dhea kepada Temannya: 'Tunggu Gua di Lampung'

Calon Praja Institut Pemerintah Dalam Negeri (IPDN) angkatan 2017 yang berasal dari Lampung, Dhea Amanda (17), meninggal dunia, Minggu (1/9/2017).

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Pesan Terakhir Dhea kepada Temannya: 'Tunggu Gua di Lampung'
Tribun Lampung
Dhea Amanda, Praja IPDN Tingkat I Angkatan 28 asal Lampung yang meninggal dunia. 

TRIBUNNEWS.COM, BANDAR LAMPUNG - Calon Praja Institut Pemerintah Dalam Negeri (IPDN) angkatan 2017 yang berasal dari Lampung, Dhea Amanda (17), meninggal dunia, Minggu (1/9/2017).

Ia meninggal saat mengikuti Pendidikan Dasar Mental Disiplin Praja (Diksarmendispra) di Akademi Kepolisian (Akpol) Semarang.

Peristiwa ini jelas membuat keluarga kaget. Mereka tak menyangka sang putri bakal pergi untuk selamanya.

Saat ini orang tua Dhea, Edi Hanafiah (51) dan Isnaini (48), langsung bertolak ke Semarang menjemput jenazah di Semarang bersama dengan pihak BKD Provinsi Lampung.

Di balik kematian mendadak Dhea Amanda, berikut 7 fakta yang dirangkum Tribun Lampung.

Baca: Subuh Sempat Telepon Papa, Siangnya Dhea Dikabarkan Sudah Berpulang

1. Mengeluh capek banget, alami kekerasan?
Menurut Edi, anaknya tidak pernah bercerita tentang kekerasan. Bahkan saat Minggu pagi berteleponan, masih ceria dan ngobrol seperti biasa.

Berita Rekomendasi

"Cuma pagi ini, Dhea cerita ke saya mau nebus foto. Saya bilang, ambil aja uang, kan ada uang di ATM, ambil secukupnya. Dia malah pesan ke saya suruh olahraga dan jaga kesehatan," kata Edi.

Perasaan sedih juga dirasakan Amalia. Ia pun menuturkan, sebelum berpulang, dia sempat ber-sms-an dengan sang kakak.

Suasana Rumah Duka Praja IPDN Dhea Amanda_1
Suasana rumah duka Praja IPDN Dhea Amanda di Jalan Untung Suropati, Labuhan Ratu Raya, Kedaton, Minggu (1/10/2017). TRIBUN LAMPUNG/HANIF MUSTAFA

Menurutnya, sang kakak memang sering telepon keluarga di pagi hari dan mengabarkan keadaannya saat di IPDN.

"Kakak sempat mengeluh, kalau di sana capek banget. Serba lari bahkan sampai 10 menit," ujar Amalia.

Tetapi, dia berusaha memberi dukungan, agar sang kakak bertahan dan semangat.

"Ya saya bilang, sabar aja, ikhlas ngejalaninnya. Tapi kakak juga berpesan agar tidak memberi tahu mama kalau ia capek selama menjalani Diksar," ceritanya.

2. Pesan saat Ziarah
Tidak ada tanda-tanda sang kakak akan berpulang secepat itu.

"Padahal dia orangnya baik, terus perhatian sama adiknya dan keluarga," tutur remaja berhijab ini.

Namun, Amalia teringat suatu pesan yang diucapkan kakaknya saat berziarah di makam keluarga.

Baca: Calon Praja IPDN Asal Lampung Dhea Amanda Meninggal saat Diksar di Semarang

"Itu pas setelah Salat Ied, dia sampai meminta maaf ke papa dan mama, dan bilang ke saya, Dek besok besok kamu Salat Iad sendiri ya gak sama kakak," kenangnya.

3. Sehat-sehat saja
Sebelum meninggal, Dhea sempat berpesan kepada Amalia Putri (15), adiknya untuk melihat Instagram-nya (IG).

Suasana rumah duka Praja IPDN Dhea Amanda di Jalan Untung Suropati, Labuhan Ratu Raya, Kedaton, Minggu (1/10/2017). TRIBUN LAMPUNG/HANIF MUSTAFA
Suasana rumah duka Praja IPDN Dhea Amanda di Jalan Untung Suropati, Labuhan Ratu Raya, Kedaton, Minggu (1/10/2017). TRIBUN LAMPUNG/HANIF MUSTAFA (Tribun Lampung/Hanif Mustafa)

"Tadi (kemarin) pagi subuh nelepon papa, bilang keadaannya sehat-sehat saja. Kemudian SMS saya untuk melihat IG-nya. Kalau ada yang nanya tolong dijawab," ungkap Amalia, Minggu.

Amalia mulanya menanggapi biasa saja saat kakaknya berpesan seperti itu.

Namun siang harinya, ia kaget mendapat kabar jika kakaknya sudah meninggal dunia.

"Jelas kaget, karena ini mendadak sekali pagi masih ada kabar, dan saya diberi tahu papa, cuman memang kakak hanya mengeluh soal lari, bukan ada masalah dengan seniornya," Amalia.

Menurutnya, Dhea tidak memiliki riwayat penyakit. Sehingga siang itu juga (kemarin) ia akan menjemput jenazah Dhea dan melakukan autopsi.

"Karena tidak ada keluhan sakit, jadi hari ini (kemarin) juga kita mau autopsi. Sebab pagi tadi, Dhea masih segar bugar, gak ada keluhan. Bahkan selama pendidikan di sana," ujarnya.

4. Mau ulang tahun
Adik Dhea Amanda, Amalia Putri menuturkan bahwa sebentar lagi atau tepatnya pada 9 Oktober besok, sang kakak akan berulang tahun.

Dhea Amanda, Praja IPDN yang meninggal dunia saat Diksar.
Dhea Amanda, Praja IPDN yang meninggal dunia saat Diksar. (Istimewa)

"Kakak saya kelahiran tahun 1999. Tinggal beberapa hari lagi usianya sudah genap 18 tahun," kata Amalia.

Paman Dhea, Herniyanto mengatakan, kepergian Dhea begitu mendadak.

"Sedikit lagi Dhea akan berulang tahun, tapi belum genap usianya sudah berpulang. Yah mendadak sekali ini. Lulus juga rasanya baru kemarin, di SMAN 2 Bandar Lampung, anaknya biasa, gak neko-neko," katanya.

Baca: Penjelasan Gubernur Akpol terkait Meninggalnya Calon Praja IPDN Dea Rahma

5. Diet demi jadi praja
Sudah sejak lama Dhea ingin menjadi seorang praja. Persiapan telah dilakukan sejak sang kakak berstatus siswa di SMAN 2 Bandar Lampung.

"Mulai masih gemuk sampai dia kurus diet, ya karena ingin masuk di sekolah kedinasan itu, selain itu memang didorong oleh orangtua," tutur Amalia.

Namun setelah masuk IPDN dan akan menjalani pendidikan ada sedikit perubahan pada diri Dhea.

"Jadi dia pernah update di strory IG-nya, makan cokelat biar gak stres. Sebelumnya kakak juga menghapus foto-foto di IG, kalau facebooknya dinonaktifkan tahun lalu," kenangnya.

6. "Tunggu Gua di Lampung"
Sementara itu, teman-teman Dhea sewaktu di SMAN 2 Bandar Lampung mengaku kaget dengan kabar ini. Rinanda Salsabila (18), salah satunya.

Ia mengaku, terakhir kali Dhea sempat DM melalui Instragram untuk janjian ketemuan dengan teman-teman sekolah.

"Kita shock banget karena DM-nya 'tunggu gua di Lampung', gak taunya pulangnya malah kayak gini sudah tiada," terang sahabat dekat Dhea ini.

Rinanda pun mendapat kabar kepergian Dhea dari Amalia melalui dm instagram pukul 10.00 WIB.

"Terakhir DM lewat IG itu, sudah itu dapat kabar seperti ini, memang selama saya kenal Dhea dia pendiam, tapi kalau sudah kenal orangnya cerewet," kata dia.

7. Jatuh saat lari
Dhea terjatuh setelah olahraga lari di Lapangan Resimen Akpol. Dia kemudian dibawa ke RS Akpol untuk pertolongan pertama.

Namun nyawanya tidak tertolong dan dinyatakan meningga pukul 08.15 WIB. Kabar meninggalnya Dhea membuat seluruh keluarga di Lampung terpukul.

"Jam 09.30 WIB, ada kabar kalau Dhea sudah tidak ada, jelas kaget. Pagi jam 05.00 WIB, masih telepon dan baik-baik saja," ujar Edi di kediamannya Jl Untung Suropati No 33 B, Kelurahan Labuhan Ratu Raya, Kecamatan Kedaton, Bandar Lampung.

Kabar meninggalnya Dhea kata Edi, diberitahukan deputi tiga biro IPDN.

Menurut keterangan deputi tersebut, jam 08.00 pagi, Dhea mengikuti olahraga seperti biasa.

Namun di tengah kegiatan, Dhea sakit perut dan jatuh.

"Sempat dibantu dan ketolong," tuturnya.

Alami Sesak Nafas
Gubernur Institut Pemerintah Dalam Negeri (IPDN), Ermaya Suradinata di RS Bhayangkara Semarang mengatakan, Dhea mengalami gejala sesak nafas.

"Pengakuan ke temannya ada sesak napas, gejala-gejala itu ada. Setelah makan, bilang ke teman bahwa perutnya agak kenyang. Kemudian lari muter satu-dua kali. Biasa, tidak ada yang berlebihan. Prosedur juga sudah ditempuh," kata gubernur, Minggu.

Jenazah Dhea kemudian dibawa ke RS Bhayangkara untuk dilakukan otopsi luar.

Menurutnya, jika keluarga setuju untuk diautopsi, maka akan dilakukan. Ini untuk mengetahui penyebab pasti korban meninggal.

Adik Dhea Menunjukkan Foto Kakaknya
Adik Dhea menunjukkan foto kakaknya. TRIBUN LAMPUNG/HANIF MUSTAFA

"Dengan keterangan kawan-kawannya akan didalami dengan autopsi. Akan laksanakan autopsi dalam," tambah Gubernur Akpol, Irjen Rycko Amelza Dahniel.

Ermaya menjelaskan, pemeriksaan kesehatan sudah dilakukan kepada para calon Praja bahkan sudah dua kali yaitu di tingkat daerah dan pusat.

Akpol pun juga melakukan pemeriksaan luar sebelum latihan dimulai.

"Jadi pemeriksaan dilakukan di daerah itu kerjasama dengan Rumah Sakit Angkatan Darat, ada yang Angkatan Laut. Kemudian yang lebih lengkap di pusat dengan teknologi canggih, hasilnya baik," kata Ermaya.

Diksarmendispra untuk para calon Praja di Akpol sudah dilakukan tiga kali ini.

Peserta yang ikut yaitu 1.545 orang dan dimulai 9 September hingga 6 Oktober 2017. (tribunlampung.co.id)

Sumber: Tribun Lampung
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas