Menilik Rumah Berusia 100 Tahun di Lembang, Pernah Dipakai Film Si Kabayan Hingga Diincar Pebisnis
Rumah ini sudah tua banget, jadi saat ibu saya baru berusia 40 hari, dibawa pindah oleh nenek saya ke sini katanya. Dan sekarang ibu saya sudah mening
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Mumu Mujahidin
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Siapa sangka rumah panggung sederhana yang didominasi warna biru dan putih di Kampung Sukahaji RT 02/01, Desa Kayu Ambon, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, ini selain menggambarkan suasana Lembang tempo dulu, rumah berusia nyaris 100 tahun ini juga kerap dijadikan rumah Nyi Iteung, Abah dan Ambu dalam sequel film "Si Kabayan" di era tahun 1980-an.
Rumah yang dibangun sekitar tahun 1923 ini hampir 90 persen masih orisinil.
Rumah tampak bersih dan rapi ditambah perabotan jadul (jaman dulu) sehingga tercipta suasana yang nyaman, klasik dan karismatik.
Perabotan furniture yang ada di dalam rumah tersebut pun merupakan asli koleksi pemilik rumah pada masa itu.
Suasana asri begitu terasa saat menginjakan kaki di halaman rumah ini.
Baca: PKB Akan Deklarasikan Dukungan Untuk Ridwan Kamil di Kandang Dedi Mulyadi
Suasana Lembang tempo dulu begitu terasa.
Rumah ini seolah terpisah dari dunia luar.
Karena rumah tua ini merupakan rumah asli orang Sunda tempo dulu, rumah ini kerap dijadikan satu lokasi syuting film Si Kabayan yang diperankan langsung oleh artis kawakan, almarhum Didi Petet pada era 1989 hingga 1994.
Empat judul film Si Kabayan, di antaranya Si Kabayan Saba Kota (1989), Si Kabayan dan Anak Jin (1991), Si Kabayan Saba Metropolitan (1992) dan Si Kabayan Cari Jodoh (1994), syutingnya di rumah tersebut.
Untuk kebutuhan syuting film, rumah ini pun dijadikan rumah sang kekasih si kabayan yaitu Nyi Iteung, beserta kedua orang tuanya, Abah dan Ambu.
Baca: Korban Longsor di Bogor Seorang Mualaf Taat Beribadah, Perjuangannya Membangun Rumah Menyentuh Hati
Tak tanggung-tanggung ke tiga artis yang pernah memerankan Nyi Iteung seperti almarhumah Nike Ardilah, Paramitha Rusadi dan Desy Ratnasari pun pernah menjajal kemampuan aktingnya di rumah ini.
Selain itu, banyak sekali artis senior yang pernah wara-wiri syuting di rumah tersebut.
Di antaranya, peran Ambu yang pernah diperankan oleh Tati Saleh dan Meriam Belina, atau peran Abah yang juga pernah diperankan oleh Rahmat Hidayat dan Mbah Suryana Fatah pada setiap judul film Si Kabayan yang berbeda.
"Rumah ini sudah tua banget, jadi saat ibu saya baru berusia 40 hari, dibawa pindah oleh nenek saya ke sini katanya. Dan sekarang ibu saya sudah meninggal," ujar Undang Tjunarya (77) generasi ketiga dari keluarga Nyimas Idot dan Sahir (alm) di lokasi, Kamis (5/10/2017).
Undang menuturkan sebagian besar perabotan rumah tersebut masih asli peninggalan nenek moyang mereka.
Baca: Pria Ini Kakinya Dibuat Pincang Setelah Gasak Mobil dan Barang Berharga Mantan Majikannya
Diperoleh dari hasil lelang, peninggalan para penjajah Belanda saat berhasil dipukul mundur oleh bangsa Indonesia.
Kemudian barang-barang tersebut dijual oleh bangsa kolonial saat hendak kembali ke negaranya.
"Ini koleksi (perabotan) asli kakek-nenek kami, belum pernah diganti, tapi ada beberapa yang sudah diperbaiki. Di masanya termasuk barang mewah karena merupakan pembelian hasil lelang dari orang Belanda," tuturnya.
Bangunan berukuran 20 meter x 8 meter persegi ini berdiri di atas lahan seluas kurang lebih 1 hektare.
Undang menuturkan jauh sebelum dipakai syuting film Si Kabayan, rumah tua tersebut juga kerap dijadikan lokasi syuting sinetron dan film pada masa itu.
Di antaranya Emas Putih, Kalabang Gendi dan Pel Ajaib.
Tampak depan rumah terdapat teras berkeramik hitam memanjang.
Selain itu terdapat tiga undakan tangga persis di depan pintu rumah.
Di dalamnya terdapat tiga ruang utama dengan tiga ruang kamar tidur.
Baca: Pemilik Pabrik Pengolahan Kardus Jadi Tersangka Kasus Tewasnya 7 Karyawan
Di bagian depan rumah terdapat kamar utama dan ruang tamu dengan dinding bilik (anyaman bambu) dicat warna putih. Ditambah hiasan dinding berupa gambar berbingkai hitam, caping dan batok kelapa yang dipajang secara rapih.
Ruangan tersebut berlantai papan kayu tua, dan di atasnya terdapat delapan kursi kayu dan rotan yang tampak klasik lengkap dengan dua meja kayu yang bertaplak rapi.
Suasana jadul semakin terasa saat memasuki ruang tengah yang difungsikan sebagai ruang keluarga dan ruang makan.
Di sisi kanan terdapat satu set kursi sofa berbahan kayu jati dengan dudukan berbahan kulit sintesis lengkap dengan rak TV dan lemari kaca berukuran kecil.
Tak lupa jam kayu klasik yang menempel pada dinding bilik berwarna cokelat mengkilap (asli tanpa dicat).
Sementara di sisi kiri terdapat satu set meja makan berbahan kayu dan rotan membentuk lingkaran mengikuti bentuk meja yang bulat, lengkap dengan dua lemari klasik di setiap sisinya.
Selain itu terpasang kolase foto keluarga sang pemilik rumah pada tempo dulu bernuansa hitam
putih. Ditambah koleksi foto-foto artis pendukung film "Si Kabayan" saat tengah syuting di rumah tersebut.
Sebelum memasuki ruang dapur terdapat lorong kecil yang di setiap sisinya terdapat ruang kamar tidur, yang lagi-lagi di dalamnya kamar tersebut, terdapat satu set ranjang dan lemari asli peninggalan bangsa kolonial Belanda.
Di ruang dapur sendiri tidak ada yang istimewa, selain sempat direnovasi sedikit pada 2002 lalu pascagempa, sebagian besar perabotan dapur pun sudah diganti.
Di bagian belakang rumah terdapat bangunan Istal atau kandang kuda yang tampak sudah tua dan lapuk.
Sementara di bagian samping kiri rumah juga terdapat bangunan kecil yang merupakan lumbung padi atau Leuit yang juga tampak tua namun masih berdiri kokoh.
Serta terdapat sumur tua di bagian belakang Leuit tersebut.
Rumah tersebut memiliki halaman yang sangat luas sehingga ditanami berbagai tanaman buah dan sayuran.
Pada jaman dulu halaman luas tersebut sangat multifungsi, selain kerap dijadikan arena bermain oleh anak-anak dan kuda, tanah lapang tersebut juga kerap dijadikan tempat menjemur padi.
Sekarang rumah tersebut ditempati oleh Ida Widaningrum (66) yang merupakan ahli waris dari generasi kedua pasangan Adang Yoesoef dan Nyimas Atjah.
Ida menuturkan kini rumah tersebut kerap dijadikan tempat berkumpulnya keluarga besar di hari-hari besar seperti lebaran Idul fitri dan Idul adha.
Sampai sekarang masih banyak pengusaha yang menawar rumah tersebut untuk dijadikan toko, tempat rekreasi, dan lain-lain.
Bahkan masih banyak juga yang meminta izin untuk memakai rumah tersebut sebagai lokasi syuting.
"Tidak akan kami beri izin lagi, karena kondisi rumah sudah tua sehingga tidak memungkinkan. Dengan kru yang banyak takut roboh kalau syuting di dalam. Kalau di bagian luar rumah mah silahkan saja. Sekarang hanya tinggal sejarah saja," tuturnya.
Sebagai ahli waris Ida belum mau merenovasi rumah miliknya tersebut.
Selain memerlukan dana yang cukup besar untuk merenovasi rumah, Ida juga merasa ingin menjaga keaslian rumah warisan nenek moyangnya tersebut.
"Lebih baik seperti ini, unik. Rumah jadi terlihat antik dan lebih berkarismatik kalau seperti ini," katanya.
Berita ini sudah dimuat di Tribunjabar.co.id dengan judul: Rumah di Lembang Ini Usianya 100 Tahun, Dipakai Film Si Kabayan, Luas 1 Hektare dan Diincar Pebisnis