Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Asap Membumbung 1.500 Meter dari Gunung Agung, Ini Penyebabnya

Sejak dinyatakan berstatus Awas pada 22 September 2017 lalu, belum pernah gunung Agung mengeluarkan asap setinggi itu

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Asap Membumbung 1.500 Meter dari Gunung Agung, Ini Penyebabnya
TRIBUN BALI/I WAYAN ERWIN WIDIYASWARA
Gunung Agung keluarkan asap setinggi 1500 meter 

Laporan Wartawan Tribun Bali Wayan Erwin Widayaswara

TRIBUNNEWS.COM, BALI - Baru saja atau sekitar pukul 20.30 Wita, Sabtu (7/10/2017), Gunung Agung mengeluarkan asap putih yang tebal dan membumbung dengan perkiraan setinggi 1.500 meter.

Ketinggian asap itu mengejutkan sejumlah wartawan peliput aktivitas Gunung Agung dan petugas di Pos Pantau Rendang, Karangasem.

Sebab, sejak dinyatakan berstatus Awas (Level 4) pada 22 September 2017 lalu, belum pernah gunung tertinggi di Pulau Bali itu mengeluarkan asap yang membumbung setinggi itu.

Selama dalam status Awas, ketinggian asap yang keluar dari kawah Gunung Agung paling banter 500 meter.

Foto asap yang membumbung itu sempat diabadikan Tribun Bali dengan kamera DLSR pada ISO 3200 low speed, dan terlihat cuaca sekitar agak sedikit terang (seperti petang hari) kendati sebetulnya keadaan sudah malam. Tak lama kemudian, kabut tebal muncul sehingga menghalangi pandangan terhadap asap tebal itu.

Baca: BNPB: Jangan Terobos Zona Berbahaya Gunung Agung

Berita Rekomendasi

Kasubid Mitigasi PVMBG, Devi Kamil Syahbana menjelaskan bahwa kepulan asap tebal dari puncak Gunung Agung terjadi karena adanya pemanasan di tubuh gunung.

"Saat ini masih dominan uap air. Asap putih yang sekarang ini setinggi sekitar 1500 meter dari puncak Gunung Agung. Sebelumnya paling tinggi hanya 500 meter. Jadi ini paling tinggi asap yang terlihat," kata Devi kepada Tribun Bali di ruang monitor Pos Pantau Rendang.

Apakah ini tanda erupsi semakin dekat? Devi Kamil hanya menyampaikan bahwa saat ini potensi erupsi lebih besar daripada tidak erupsi.

"Kami hanya bisa menyampaikan potensi erupsi itu probabilitasnya lebih besar dari tidak erupsi. Kalau level kan level tinggi. Jadi kalau ada peningkatan seperti ini ya wajar karena aktivitasnya sedang tinggi sekarang," jelas Devi.

Tak lama setelah keluarnya asap yang membumbung tinggi itu, puluhan warga mendatangi Pos Pantau dengan harapan mendapatkan kejelasan informasi.

Sumber: Tribun Bali
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas