Seharian Kemarin Gunung Agung Alami 906 Kali Gempa Vulkanik
Berdasarkan hasil evaluasi Kamis (12/10/2017) kemarin, tercatat dalam sehari Gunung Agung mengalami 906 kali gempa vulkanik.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, SEMARAPURA - Hingga Jumat (13/10/2017) Gunung Agung terus mengalami peningkatan aktivitas vulkanik.
Bahkan berdasarkan hasil evaluasi Kamis (12/10/2017) kemarin, tercatat dalam sehari Gunung Agung mengalami 906 kali gempa vulkanik.
Jumlah ini pun meningkat drastis dari periode Rabu (11/10/2017) yang berjumlah 727 gempa vulkanik perharinya.
Kepala Sub-Bidang Mitigasi Pemantauan Gunungapi Wilayah Timur PVMBG, Devy Kamil Syahbana, banyaknya gempa vulkanik yang terjadi Kamis (12/10/2017), menyebabkan adanya penambahan tekanan dalam tubuh Gunung Agung.
Baca: Anggota DPRD dan Janda yang Digerebek Warga Tidak Melakukan Hubungan Badan
Dalam kondisi tertentu, tekanan tersebut memicu terjadinya gempa tremor Non Harmonik atau Spasmodic Tremor.
Bahkan Kamis (12/10/2017), PVMBG merekam 7 kali gempa tremor Non Harmonik akibat tingginya aktivitas vulkanik Gunung Agung, dengan rincian 3 kali gempa tremor Non Harmonik di periode 12.00 Wita-18.00 Wita, dan 4 gempa Tremor Non Harmonik di periode 18.00 Wita sampai 24.00 Wita.
"Tremor Non Harmonik yang terekam kemarin adalah rentetan gempa-gempa vulkanik. Satu gempa muncul, sebelum gempa sebelumnya selesai. Jadi gempa berulang-ulang seperti itu," jelas Devy Kamil Syahbana ketika dikonfirmasi di Pos Pantau Gunung Api Agung, Desa Rendang, Karangasem, Jumat (13/10/2017).
Devy Kamil Syahbana pun mengimbau masyarakat untuk tidak panik yang berlebihan, karena gempa Tremor Non Harmonik normal terjadi saat kondisi aktivitas Gunung Api yang tinggi.
Baca: Perempuan ABG Kirim Pesan Singkat kepada Pacarnya Sebelum Tewas Gantung Diri
Gempa Tremor Non Harmonik biasanya memiliki durasi yang pendek, seperti yang terekam di Gunung Agung, gempa Tremor masih berdurasi 3 menit, dengan amplitude yang belum over skill (melebihi batas ukur) .
Gempa tremor yang biasanya dikhawatirkan masyarakat itu adalah gempa tremor yang terus menerus, dengan durasi sampai hitungan puluhan menit atau beberapa jam.
Biasanya saat pengukuran gempa, di seismograf amplitudenya menunjukkan over skill dan jika terjadi gempa tremor terus menerus, akan diikuti dengan letusan atau erupsi.
"Kalau yang terekam sementara ini gempa tremor yang berdurasi pendek, masih sekitar tiga sampai empat menitan dan terputus. Kalau hal ini terjadi, ini memang konsekuensi untuk gunung api yang statusnya berada di level 4 (awas)," jelas Devy.