TRIBUNNEWS.COM, BANTUL - Atas pemalsuan yang dilakukandua terduga pelaku, Mbah Joyo si pemilik jamu ayam jago 'Mbah Joyo' mengaku telah merugi ratusan juta rupiah dalam kurun waktu satu tahun terakhir ini.

Pasalnya, jumlah produksi jamu Mbah Joyo terus menurun sejak jamu palsu itu beredar cukup kencang setahun belakangan ini.

Sejak dirintis 2012 lalu, jamu Mbah Joyo berkembang pesat dan mampu melepas sampai 6 ribu pack (1 pack isi 10 kemasan).

Namun setelah muncul jamu palsu, ia hanya bisa melepas 2 ribu pack jamu.

"Karena permintaan pasar menurun, beberapa penjual sudah ambil jamu palsu itu," kata Mbah Joyo.

Harga yang lebih murah, diyakini Mbah Joyo menjadi penyebab jamu palsu ini cepat menyebar ke masyarakat maupun pedagang pakan ayam.

Jika jamu asli dibanderol Rp 60 ribu per pack isi 10 kemasan, jamu palsu dijual hanya Rp 40-50 ribu per pack.

Dari perbedaan harga inilah Mbah Joyo perlahan mengendus adanya jamu palsu menyerupai miliknya.

Ditambah laporan dari para supplier, Mbah Joyo pun sampai ke Jawa Barat karena ada barang bukti dengan jumlah besar di sana.

Laporan pun dibuat sebelum akhirnya jajaran pihak kepolisan Polda Jawa Barat melakukan penyitaan di Solo.

Sempat dilakukan koordinasi dengan Kemenkumham soal hak paten.

Yang menjadikan Mbah Joyo merasa miris, tak sedikit pelanggannya yang mengeluhkan ayam jago peliharaan tidak menjadi sehat justru beberapa mati.

"Katanya tembolok ayam jago tidak bisa turun lalu menyebabkan ayam mati, warna kulit juga memerah bukan karena sehat tapi sakit," kata Mbah Joyo.

Akibat yang ditimbulkan jamu palsu tersebut disinyalir Mbah Joyo karena kandungan dalam jamu palsu yang berisi bahan kimia di bagian pewarna dan beberapa zat lainnya.

Sementara jamu asli menurut Mbah Joyo terjamin berisi bahan yang aman dan telah terbukti layak dikonsumsi untuk kepentingan menyehatkan ayam jago. (TRIBUNJOGJA)