Dituduh Usir Pembantu Puteri Raja Keraton Solo, Apa Kata KGPH Benowo?
KGPH Benowo, membantah tuduhan pengusiran terhadap Sriyatun (Mbah Atun), pembantu puteri raja, GKR Timoer Rumbai Kusuma Dewayani.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM, SOLO - Adik raja Keraton Kasunanan Surakarta PB XIII Hangabehi, KGPH Benowo, membantah tuduhan pengusiran terhadap Sriyatun (Mbah Atun), pembantu puteri raja, GKR Timoer Rumbai Kusuma Dewayani.
Diberitakan sebelumnya, Rumbai mengungkapkan, peristiwa pengusiran dilakukan sang paman, Rabu (18/10/2017) sore.
Namun, Benowo menampik kabar yang beredar.
"Dikatakan saya mengusir, ya kalau saya melakukan itu pasti sudah di kantor polisi," kata Benowo, Kamis (19/10/2017) sore.
Baca: Kisruh di Keraton Solo, Pembantu Puteri Pun Diusir dari Keputren Oleh Gusti Benowo
Ia beralasan, tujuan meminta Mbah Atun keluar dari kompleks kediaman puteri raja itu untuk menjaga keamanan keraton.
"Keraton itu sering kemasukan maling, kalau ada apa-apa gimana?" paparnya.
Benowo mengira Keputren tidak dihuni siapapun setelah ditinggalkan Rumbai.
Kehadiran Mbah Atun di Keputren membuatnya terkejut lantaran Raja PB XIII juga tahunya Keputren kosong.
Baca: Gembong Teroris dr Azahari Tewas Tertembak Peluru Polisi, Bukan Bunuh Diri
Pihaknya menegaskan, akses ke Keputren memang tertutup termasuk untuk Rumbai.
"Dawuh (perintah) Sinuhun (PB XIII) Keputren ditutup dikunci karena Rumbai sudah tidak mau tinggal di sana," bebernya.
Merasa prihatin, Benowo pun menberikan penawaran kepada Mbah Atun untuk ikut dengannya menjadi pembantu.
Baca: Jokowi Tepati Tiga Janjinya kepada Pemilik Warteg di Depan Masjid Sunda Kelapa
Sementara, Rumbai sebelumnya mengatakan, sulit untuk mengakses masuk ke Keputren.
Kendati demikian, setiap Senin dan Kamis ia mengaku selalu mengirim makanan kepada Mbah Atun lewat penjaga pintu keraton.
"Mbah Atun memang di Keputren untuk menjaga perlengkapan pribadi saya, saya pun tidak bisa masuk karena dikunci," keluhnya.