Panitia Kecewa Kebaktian Nasional di Yogyakarta Dibatalkan Sepihak
Bunawan mengatakan pihak pengelola Stadion Kridosono membatalkan secara sepihak terkait adanya keberatan yang dilayangkan beberapa pihak.
Penulis: Rizal Bomantama
Editor: Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Panitia Pusat Kebaktian Nasional Reformasi 500 Tahun Gereja menyatakan kekecewaannya lantaran acara yang akan dilaksanakan hari ini, Jumat (20/10/2017) di Stadion Kridosono, Yogyakarta batal digelar.
Panitia acara, Bunawan mengatakan pihak pengelola Stadion Kridosono membatalkan secara sepihak terkait adanya keberatan yang dilayangkan beberapa pihak.
Surat keberatan bahkan juga dilayangkan kepada pihak Polda Daerah Istimewa Yogyakarta.
Baca: Survei Kompas: Citra Jokowi-JK Masih Tetap Tinggi
"Awalnya semua berjalan baik, semua persiapan sudah dilakukan sejak 20 Mei 2017 mulai dari rekomendasi Bimas Kristen Yogyakarta, rekomendasi Polres dan Polsek setempat, dan pemberitahuan kepada Polda Yogyakarta. Namun pihak Stadion Kridosono membatalkan secara sepihak pada tanggal 12 Oktober 2017 atau delapan hari sebelum pelaksanaan."
"Pihak stadion menyatakan alasannya adalah kondisi Yogyakarta yang sedang tidak kondusif untuk menyelenggarakan acara tersebut. Surat pernyataan bahkan dilayangkan ke Polda Yogyakarta dan dikonfirmasi tanggal 17 Oktober 2017 setelah dilakukan dialog sebelumnya," ujar Bunawan di Yogyakarta, Jumat (20/10/2017).
Bunawan menyatakan kekecewaan lantaran alasan kondisi keamanan yang tidak kondusif di Yogyakarta untuk menyelenggarakan acara tersebut dikeluarkan oleh bukan pihak berwajib.
Akibatnya ribuan umat Kristen di Yogyakarta dan sekitarnya tidak bisa melaksanakan ibadah Peringatan 500 Tahun Reformasi Gereja Tuhan yang merupakan rangkaian kegiatan di 17 kota di seluruh Indonesia dan 22 kota lainnya di dunia.
Baca: Praktik Aborsi oleh Bidan Baru Lulus Akhirnya Terbongkar
"Penolakan ini mencoreng citra Indonesia sebagai negara yang toleran dan ramah bagi keragaman terutama di dunia internasional. Kami kecewa dengan adanya keberpihakan kepada kelompok intoleran yang mengatasnamakan keamanan dan perdamaian di Indonesia yang terus terjadi," ungkapnya.
Bunawan juga menolak adanya tuduhan kepada Pendeta Stephen Tong yang melakukan Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) penyembuhan fisik sepertinyang disebutkan oleh sejumlah organisasi massa dalam surat yang diterima beberapa waktu terakhir tersebut.
"Ia hanya melakukan KKR yang menekankan pertobatan sejati manusia berdosa kembali di dalam Tuhan Yesus Kristus kepada Allah Tritunggal. Hal tersebut terbukti di Yogyakarta seperti Kebaktian Pembaruan Iman Nasional (KPIN) yang dilakukan di Stadion Kridosono juga pada tahun 2014 dan 2015 serta di 139 kota lainnya," pungkasnya.