Setelah Beras, Indonesia Bekal Ekspor Jagung ke Malaysia
Produk pertanian do perbatasan orientasinya adalah ekspor dan pemerintah mendorong ekspor beras organik ke negara tetangga
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Hendri Chornelius
TRIBUNNEWS.COM, SANGGAU - Menteri Pertanian RI, Amran Sulaiman secara resmi melaunching ekspor beras ke Malaysia yang dipusatkan di desa Tunggal Bhakti, Kecamatan Kembayan, kabupaten Sanggau, Jumat (20/10/2017) siang.
Setibanya di desa Tunggal Bakti, rombongan Menteri bersama Pangdam XII/Tpr, Danrem 121/Abw, beberapa kepala OPD Provinsi Kalbar, Bupati Sanggau, Paolus Hadi, Kadis Hangpang Hortikan Sanggau duduk lesehan di saung (pondok) yang disiapkan untuk berlangsungnya acara.
Selain itu, jajaran OPD Pemkab Sanggau, ribuan masyarakat termasuk para kelompok tani pun hadir memadati areal sawah seluas 100 hektare lebih yang siap panen dalam rangka mendukung ekspor beras ke Malaysia.
Amran menegaskan, Sanggau sudah surplus 50 ribu ton beras, kemudian Kalbar surplus 350 ribu ton.
“Surplus ini kita kirim ke negara tetangga, ada permintaan kurang lebih untuk beras 140 ribu ton,” ujarnya.
Baca: Kampus Harus Jadi Pelopor Melawan Radikalisme dan Terorisme kata Darmaningtyas
Sebelumnya, tiga bulan yang lalu, Menteri di Malaysia datang ke Indonesia dan mengatakan siap impor dari Indonesia yakni beras dan jagung.
“Jagung kebutuhanya 3,1 juta ton, beras 1 juta lebih ton, kurang lebih nilainya Rp 20 triliun. Minggu depan kami ke Malaysia, bilateral dan MoU dengan Malaysia, ” tuturnya.
Dikatakanya, mimpi pihaknya adalah membangun lumbung pangan di perbatasan, seperti yang terlihat saat ini (sawah di desa Tunggal Bakti), biaya transpornya murah dan bisa bersaing dengan negara lain, Pakistan, Vietnam dan lainya.
“Kita bangun di perbatasan, pulau jawa cukup memenuhi kebutuan di nasional, Sumatera ditambah Sulsel. Tapi yang di perbatasan orientasinya adalah ekspor dan kita dorong ekspor beras organik ke negara tetangga, ” katanya.