Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Bunga Bangkai Terus Tumbuh di Rumahnya, Imam Supiar Bingung

Bahkan sebagian usai umbinya muncul seperti bunga kemudian menghilang berubah menjadi batang pohon dan beberapa masih hidup.

Penulis: Deddy Marjaya
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Bunga Bangkai Terus Tumbuh di Rumahnya, Imam Supiar Bingung
dedy marjaya/Bangka Pos
Imam Supiar menunjukkan bunga bangkai yang tumbuh dihalaman rumahnya di Sri Pemandang Kecamatan Sungailiat Kabupaten Bangka Rabu (25/10/2017).deddy marjaya Powered by Telkomsel BlackBerry® 

Laporan Wartawan Bangka Pos Deddy Marjaya

TRIBUNNEWS.COM, BANGKA-- Imam Supiar yang saat ini menjabat sebagai Komisoner KPU Kabupaten Bangka mengaku bingung dihalaman rumahnya terus bertumbuhan bunga bangkai yang nama latinnya Amorphophallus.

Ditemui di kediamannya Rabu (25/10/2017) Imam Supiar menunjukkan bunga bangkai yang dimaksud.
Bunga bangkai yang tumbuh kali ini berukuran tinggi sekitar 40 cm dari tanah.

"Tahun ini sudah 6 kali bunga bangkai muncul dan saat mekar menebarkan bau busuk yang cukup menggangu ini salah satu yang terbesar mekarnya kalo nggak sore ini besok pagi saat itulah bau busuknya menyebar," kata Imam Supiar

Imam Supiar mengatakan tahun-tahun sebelumnya malah sudah tidak terhitung muncul di halaman rumahnya.

Bahkan sebagian usai umbinya muncul seperti bunga kemudian menghilang berubah menjadi batang pohon dan beberapa masih hidup.

Dirinya merasa bingung dan aneh ditempat tetangganya tak satupun yang ditumbuhi bunga bangkai seperi dikediamannya.

Berita Rekomendasi

Biasanya bunga bangkai dihalaman rumah Imam Supiar muncul saat pergantian musim atau pancaroba.

"Nggak tahu juga kita juga bingung kok di tetanggan nggak ada muncul padahal kawasan kediaman kami cukup rapat dengan tetangga," kata Imam Supiar

Berdasarkan penyelusuran diberbagai web bunga bangkai yang tumbuh dihalaman rumah Imam Supiar adalah jenis Amorphophallus Camanulatus yang di Jawa dikenal dengan nama suweg.

Bahkan ada masyarakat di Pulau Jawa yang menjadikan umbinya untuk makanan setelah diolah.

Sumber: Bangka Pos
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas