Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Seratusan Umat Lintas Agama Berkumpul di Gereja di Salatiga, Ini yang Mereka Bahas

Seratusan orang dari berbagai agama berkumpul di Aula Gereja Katholik Kristus Raja Semesta Alam Jalan Sumatera Tegalrejo Kecamatan Argomulyo Salatiga

Editor: Sugiyarto
zoom-in Seratusan Umat Lintas Agama Berkumpul di Gereja di Salatiga, Ini yang Mereka Bahas
DOKUMENTASI HUMAS PEMKOT SALATIGA
Wakil Wali Kota Salatiga Muh Haris membuka Sarasehan Lintas Agama yang digelar FKUB Kota Salatiga di Aula Gereja Katholik Kristus Raja Semesta Alam Jalan Sumatera Tegalrejo Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga, Rabu (25/10/2017). 

Laporan Wartawan Tribun Jateng, Deni Setiawan

TRIBUNNEWS.COM, SALATIGA - Seratusan orang dari berbagai agama berkumpul di Aula Gereja Katholik Kristus Raja Semesta Alam Jalan Sumatera Tegalrejo Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga, Rabu (25/10/2017).

Mereka mengikuti Sarasehan Lintas Agama yang diadakan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Salatiga.

Kegiatan yang diikuti sekitar 100 orang itu dibuka Wakil Wali Kota Salatiga Muh Haris.

Kegiatan itu dihadiri tokoh agama dan tokoh masyarakat di tiap kecamatan di Kota Salatiga.

Adapun pemateri dalam sarasehan itu adalah KH Noor Rofiq, Pendeta Daniel Herry Iswanto, Romo Agustinus Parso Subroto, Romo Wiko Satya Dharma, Go Soe Hiendari, dan Hoo Tjin Oen.

Dalam sambutannya, Haris menyampaikan, agama harus bisa dipahami bersama.

Agama adalah alat pemersatu, bukan pemecah belah.

Jadi baik itu agama, negara, dan masyarakat harus bisa bersinergi dalam membangun Kota Hati Beriman ini.

“Karenanya, mari bersama-sama jadikan agama sebagai faktor pemersatu sekaligus spirit membangun kota ini ke depannya."

"Kembangkan tiga pilar toleransi, yakni toleransi internal umat agama, antarumat beragama, dan antara umat beragama dengan pemerintah,” tandas Haris dari keterangan tertulis yang diterima Tribunjateng.com.

BERITA REKOMENDASI

Sementara, Ketua FKUB Kota Salatiga KH Noor Rofiq secara singkat mengutarakan, manusia boleh saja menganggap agamanya yang paling benar dalam hati.

Namun dalam kehidupan sosial, harus hidup berdampingan dan tidak boleh saling menyalahkan, apalagi memerangi. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas