Heboh! Santri di Kudus Gelar Atraksi Tarik Mobil Pakai Gigi dan Dilindas Motor
Puluhan Ribu santri dari berbagai pondok pesantren dan madrasah di Kudus mengikuti agenda Mlaku-mlaku Bareng Santri, Minggu (29/10/2017).
Editor: Sugiyarto
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Rifqi Gozali
TRIBUNNEWS.COM, KUDUS - Puluhan Ribu santri dari berbagai pondok pesantren dan madrasah di Kudus mengikuti agenda Mlaku-mlaku Bareng Santri, Minggu (29/10/2017).
Peserta dari santri laki-laki tersebut kompak mengenakan songkok beludru warna hitam dan bersarung.
Para santri tersebut berjalan mengelilingi Kota Kudus dimulai dan berakhir di Alun-alun Kudus.
Sejumlah atraksi dari pendekar Pagar Nusa pun ikut ditampilkan.
Puluhan pendekar dari berbagai pondok pesantren tampilkan atraksi untuk menghibur ribuan santri.
Tak hanya itu, mereka juga menampilkan atraksi berbahaya.
Mulai dari memecah genteng menggunakan kepala, mematahkan besi pakai tangan kosong, dan aksi tubuh mereka dilindas sepeda motor.
Selain itu, juga terdapat atraksi menarik mobil yang ditumpangi belasan orang hanya dengan gigi.
Ali Mahfudz (30) seorang peserta mengatakan, dirinya mengaku senang bisa mengikuti acara tersebut. Apalagi diikuti oleh ribuan santri seKabupaten Kudus.
"Ribuan santri tumpah ruah di sini. Ini semakin menunjukkan kalau Kudus sebagai Kota Santri," katanya.
Di Kudus memang terdapat ratusan pesantren yang tersebar di seluruh wilayah di Kabupaten Kudus.
Tak ayal, Kudus menjadi satu daerah rujukan bagi kaum santri untuk menuntut ilmu agama.
Mawahib Afkar, Ketua Panitia Mlaku Mlaku Bareng Santri mengatakan, eksistensi santri sebagai elemen bangsa harus semakin ditunjukkan.
Hal itu harus ditandai dengan semakin meningkatnya minat belajar santri dalam mempelajari ilmu umum, tidak hanya ilmu agama.
Agenda tersebut merupakan rangkaian penutup peringatan Hari Santri Nasional di Kabupatrn Kudus, juga sekalian memeringati hari Sumpah Pemuda.
Pasalnya, dengan hal tersebut kaum santri mampu bersaing di kancah internasional. Apalagi, dengan adanya filosofi 'Gusjigang' --akronim dari Bagus, Ngaji, dan Dagang dari Sunan Kudus harus menjadi acuan santri di Kota Kretek dalam menempuh perjalanan hidup.
"Yang artinya berbudi pekerti yang baik, menguasai ilmu agama, dan lanyah berwirausaha. Tentu santri akan bisa mandiri dan membawa kejayaan bagi bangsa dan negara," tandasnya.
"Tepat dengan temanya, Santri Mandiri NKRI Hebat di kita juga punya Gusjigang yang memiliki substansi sama. Harapannya dengan ini semua santri menjadi semakin maju dan mandiri," katanya. (*)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.