Keajaiban Terjadi Saat Bocah Penderita Kelumpuhan Otak Ini Dipeluk Orangtuanya, Begini Kisahnya
Gadis kecil asal Sukamiskin, Kota Bandung, itu menderita cerebral palsy (kelumpuhan otak), epilepsi, trombositopenia, dan ensefalitis sekaligus.
Editor: Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG- Dokter sempat menyatakan bocah penderita kelumpuhan otak, Zalfa Lamya Taliya (6), meninggal dunia.
Gadis kecil asal Sukamiskin, Kota Bandung, itu menderita cerebral palsy (kelumpuhan otak), epilepsi, trombositopenia, dan ensefalitis sekaligus.
"Setelah lahir tahun 2011, Zalfa itu sempat kritis selama dua minggu di ICU. Lalu, tim dokter ngomong sama saya seperti ini 'kami sudah berusaha semaksimal mungkin tapi dede-nya menyerah sama penyakitnya'," ujar ibu Zalfa Lamya Taliya, Lisna Nurindah Sari (33), kepada Tribun Jabar di rumahnya, Selasa (31/10/2017).
Zalfa Lamya Taliya, imbuh Lisna, lahir prematur.
"Saya cuma mengandung selama enam bulan," katanya.
Baca: Kisah Bocah Perempuan Alami Kelumpuhan Otak, Hanya Terdiam Lemah di Pangkuan Ibunda
Saat dinyatakan meninggal oleh tim dokter, Lisna, dan suaminya, Ebta Normansyah (33), pun langsung memeluk tubuh mungil bayi Zalfa Lamya Taliya.
Alat-alat medis masih terpasang di sekujur tubuh anak kedua dari pasangan Lisna dan Ebta itu.
Lisna mengaku tidak bisa menangis saat ia memeluk putrinya.
Ia hanya terpaku melihat tubuh bayinya yang hanya diam.
Namun, selang beberapa menit dipeluk oleh kedua orang tuanya, keajaiban pun terjadi.
"Saat saya peluk ,kan alat-alat medis masih terpasang. Entah bagaimana, aktivitas jantung Zalfa di layar kardiografi muncul kembali. Tadinya hanya garis lurus, garis itu mulai naik turun," ujar Lisna.
Baca: Ini 7 Sumber Mata Air untuk Siraman Kahiyang Ayu
Tim dokter pun langsung melakukan penanganan medis untuk Zalfa Lamya Taliya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.