Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Lari Sejauh 18 Kilometer, Pelari Marathon Bromo Tengger Semeru Meninggal

Selain memang rutin ikut lari, Andik dikenal sebagai orang yang suka memanjat tebing

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Lari Sejauh 18 Kilometer, Pelari Marathon Bromo Tengger Semeru  Meninggal
Net
Ilustrasi mayat 

Laporan Wartawan Surya Benni Indo 

TRIBUNNEWS.COM, MALANG - Peserta lari Marathon Bromo Tengger Semeru 100, Muhammad Andik Saiful (48) meninggal saat mengikuti kegiatan tersebut, Sabtu (4/11/2017).

Jenazahnya kini berada di Kamar Mayat Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang.

Panitia penyelenggara Florenciano Henricus Mutter menjelaskan kalau Andik meninggal setelah 18 Km lari dari garis start dalam trek menuju Ranu Pane.

Saat itu trek jalanan datar dan Andik tengah mengikuti lari seri jarak 70 Km.

"Saya tidak di lokasi saat kejadian. Hanya kabar yang saya dengar dia sedang lari, terus berhenti duduk, tiduran karena sesak lalu meninggal," papar Florenciano, Sabtu (4/11/2017).

Florenciano cukup mengenal korban.

Berita Rekomendasi

Selain memang rutin ikut lari, Florenciano mengenal Andik sebagai orang yang suka memanjat tebing.

Andik yang berasal dari Depok itu merupakan satu di antara 372 peserta lainnya.

Baca: Tak Bisa Makan Lewat Mulut, Gadis Ini Terpaksa ‘Makan’ Lewat Jantung Selama Tiga Tahun

"Tapi saya tidak mengerti masalah sakitnya," paparnya.

Dwi Ramastuti (48) istri korban mengatakan kalau suaminya memang sering mengikuti lomba marathon.

Lomba di Bromo ini adalah lomba marathon kali pertama yang diikuti Andik.

"Sebelumnya ikut lomba lari marathon 50 Km di Bandung Ultra sekitar tiga minggu lalu," kata Dwi.

Andik dan Dwi tiba di Malang pada Jumat (3/11/2017).

Kondisinya juga fit saat tiba di Kota Malang.

Dwi belum mengetahui penyebab kematian suaminya.

Baca: Cerita Pasutri Asal Malang Bersepeda ke Kairo Demi Misi Islam, Dicegat Polisi Sampai Nginap Gratis

Ia juga mengatakan kalau suaminya tidak memiliki riwayat sakit jantung.

"Saya selalu antar suami saya. Kami tiba Jumat pagi di bandara. Saya belum tahu penyebab kematiannya," ujarnya.

Alvath Mappakaya (50), sepupu korban yang tinggal di Kota Malang juga mengatakan belum tahu penyebab meninggalnya korban.

Dari hasil pemeriksaan tim medis, penyebabnya karana terkena serangan jantung.

"Penyebabnya saya tidak tau persis. Tapi dari keterangan dokter di Poncokusumo, meninggalnya karena serangan jantung, paparnya.

Sepengetahuannya, saudaranya itu dikenal memiliki hobi sebagai pendaki gunung.

Tetapi karena usianya sudah mulai lanjut, Andik mulai menggemari olahraga lari.

"Dia dikenal sering mendaki ke berbagai gunung, yang paling sering ke Semeru. Akhir - akhir ini suka Ikuti lomba lari," tandasnya.

Dalam, kesehariannya korban berprofesi sebagai pengajar olahraga di daerah Jakarta.

Dalam keterangan KTP nya, Andik berprofesi sebagai wartawan di perusahaan media Obssesion Media Grup. 

Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas