Ini Rangkai Adat Jawa yang Harus Dilalui Kahiyang Mulai Besok Hingga Duduk di Pelaminan
"Ya prosesnya dimulai dari besok ada pengajian, kemudian masang bleketepe dan sebagainya, sesuai tata cara Jawa, "
Editor: Adi Suhendi
Tatacara ini menjadi perlambang gotong royong kedua orang tua yang menjadi pengayom keluarga.
Setelah pasang bleketepe, maka prosesi dilanjutkan upacara siraman.
Upacara Siraman mengandung makna memandikan calon mempelai yang disertai dengan niat membersihkan diri agar menjadi bersih dan suci lahir dan batin.
Baca: Sekelumit Cerita Perajin Kain Jumputan Rela Lembur Demi Selesaikan Pesanan untuk Pernikahan Kahiyang
Urutan tahapannya yaitu calon pengantin memohon doa restu kepada kedua orangtuanya, kemudian mereka (calon pengantin pria dan wanita) duduk di tikar pandan, lalu disiram oleh pinisepuh, orang tua dan orang lain yang telah ditunjuk.
Setelah siraman, maka dilanjutkan dengan sade dawet atau jualan dawet yang dilakukan oleh kedua orang tua pengantin putri.
Penjualnya adalah ibu calon mempelai wanita yang dipayungi oleh ayah calon mempelai wanita.
Pembelinya yaitu para tamu yang hadir, yang menggunakan pecahan genting sebagai uang.
Baca: Motif Unik dan Istimewa Kain Jumputan yang Akan Dikenakan Kahiyang Ayu Saat Prosesi Siraman
Sisi menarik dalam prosesi Dodol Dawet adalah para undangan yang membeli dawet harus menggunakan kereweng atau pecahan genting, bukan uang.
Hal ini menunjukkan bahwa kehidupan manusia sejatinya dimulai dan ‘dinafkahi’ dari bumi.
Pada saat yang sama, calon mempelai putra juga melakukan prosesi siraman di tempat yang terpisah.
Pada malam hari, dilakukan Paningset.
Peningset adalah berbagai barang yang diberikan oleh pihak pria kepada wanita sebagai simbol kesanggupan seorang lelaki untuk mencukupi kebutuhan calon istrinya.