Makna Prosesi Siraman dan Midodareni Kahiyang Ayu-Bobby Nasution
Prosesi dimulai dengan wilujeng kenduri, pemasangan bleketepe, siraman, sadeyan dawet, serah-terima paningset, midodareni hingga akad nikah.
Editor: Dewi Agustina
Mufti mengatakan acara pernikahan Kahiyang nanti diberikan pertolongan agar lancar.
Siraman dilakukan dua orang tua, sesepuh atau yang dipinisepuhkan.
Siraman tersebut memiliki makna untuk membersihkan fisik dan batin seorang calon pengantin untuk memasuki bahtera kehidupan yang lebih tinggi.
Terselip makna agar calon pengantin memiliki kesucian dan kejernihan.
Acara siraman ini diwarnai dengan dekorasi janur yang merupakan simbol cahaya suci dari Tuhan Yang Maha Esa yang mengiringi langkah calon pengantin.
Untuk mempelai wanita, setelah siraman dilakukan akan ada proses Sadewan Dawet (menjual dawet).
Baca: Kabareskrim Ungkap Pola Setoran Jual Beli Sindikat Narkotika Indonesia-Malaysia
Makna dari cendol yang berbentuk bundar merupakan lambang kebulatan kehendak orangtua untuk menjodohkan anak.
"Sesudah siraman, malam harinya H-1 biasanya dilaksanakan midodareni," katanya.
Mufti menjelaskan inti acara midodareni adalah serah-serahan berupa hantaran dari keluarga calon pengantin putra ke pengantin putri.
Selain itu juga perkenalan antara kedua keluarga besar dan nasehat dari orang tua pengantin putri kepada calon menantu yang biasa disebut Sabdo Tomo.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.