Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Bocah 9 Tahun di Palembang Ini Tiba-Tiba Lumpuh dan Meninggal Usai Imunisasi Massal di Sekolah

Sedih bukan kepalang dirasakan Junianto dan Meisyah, mereka harus kehilangan anak sulung mereka, Jumiarti (9) tak lama setelah mendapat imunisasimassa

Editor: Sugiyarto
zoom-in Bocah 9 Tahun di Palembang Ini Tiba-Tiba Lumpuh dan Meninggal Usai Imunisasi Massal di Sekolah
kolase Tribunsumsel.com
kondisi jumiati saat masih dirawat di rsmp senin (13/11/2017) 

TRIBUNNEWS.COM,  PALEMBANG --- Sedih bukan kepalang dirasakan Junianto dan Meisyah, mereka harus kehilangan anak sulung mereka, Jumiarti (9) tak lama setelah mendapat imunisasimassal di sekolah.

Jumiarni mengalami kelumpuhan, dan setelah dirawat tiga hari di rumah sakit Muhammadiyah Palembang (RSMP), bocah perempuan ini meninggal dunia.

Peristiwa ini tidak diduga-duga oleh orangtua Jumiarti, pasalnya sebelum mendapatkan imunisasi pada Jumat (10/11/2017) anak mereka dalam keadaan sehat.

"Hari jumat itu, anak saya bangunnya pagi jam 5 subuh. Dia semangat sekali katanya akan ada imunisasi di sekolah," kata Meisyah saat dikunjungi di RSMP menunggui anaknya.

Jumat siang, Jumiarti pulang sekolah masih ceria dan tidak ada yang aneh. Namun saat sore menjelang malam, tiba-tiba kaki kiri Jumiati tidak bisa digerakkan.

"Anak saya jadinya berbaring saja," ujarnya.

Sabtu pagi kondisi Jumiarti belum berubah juga.

Berita Rekomendasi

Bahkan kaki kanan ikut-ikutan tidak bisa digerakkan.

Meisyah lalu buru-buru melapor ke Sekolah Madrasah Ibtidaiyah Yayasan Al Hikmah Gg Duren 7 Ulu Palembang, tempat Jumiarti bersekolah melaporkan kondisi anaknya.

"Bagaimana ini pak ustad, anak saya kenapa jadi tidak bisa jalan," kata Meisyah panik.

Wakasek kesiswaan menyarankan untuk segera melapor ke Puskesmas 7 Ulu yang menyelenggarakan imunisasi tetanus yang merupakan program nasional untuk anak-anak kelas 1-3.

"Puskesmas cepat tanggap, mereka langsung mendatangi siswa ke rumah," ujar Sukardi SThi, Wakasek Kesiswaan.

Karena kondisi belum membaik, akhirnya petugas Puskesmas, merujuk Jumiarti dibawa ke RSMP, pada Sabtu sore.

"Kami ini orang tak punya, Puskesmas katanya menanggung semua biaya berobat," ujar Juniarto yang mendampingi istri menjaga Jumiarti di RSMP.

Namun hingga Senin sore, kondisi Jumirti, belum juga ada perubahan. Bahkan tubuh Jumiarti mengalami demam.

"Dari sejak sakit belum bisa buang air besar. Kencing juga tidka teras oleh dia, tahu-tahu kasur sudah basah. Ya Allah ngapo anak aku cak ini, sakit apo," ujar Meisyah seraya mengaku belum ada omongan penyakit apa yang diderita anaknya dari dokter yang menangani.

"Masih nunggu hasil tes darah dan urine," sambungnya.
Selas pagi (14/11) kondisi bocah ini semakin parah dan mengalami sesak napas

 Jumiarti harus dibantu oksigen untuk bernafas, sekitar pukul 09.00, nyawa Jumiarti tak tertolong dan meninggal dunia.(*)

Sumber: Tribun Sumsel
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas