Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Bukan Hanya Warga, Pabrik di Sekitar Pakan Ternak Juga Terganggu, Malah Ada yang Sampai Tutup

Warga mengeluhkan bau busuk dan penyebaran kutu dari pabrik pengolahan pakan ternak PT Havindo Pakan Optima.

Penulis: Muh Radlis
Editor: Sugiyarto
zoom-in Bukan Hanya Warga, Pabrik di Sekitar Pakan Ternak Juga Terganggu, Malah Ada yang Sampai Tutup
Tribun Jateng/Mamdukh Adi Priyanto
ilustrasi 

Laporan Wartawan Tribun Jateng, Radlis

TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Warga mengeluhkan bau busuk dan penyebaran kutu dari pabrik pengolahan pakan ternak PT Havindo Pakan Optima.

Bau busuk tersebut berasal dari bahan baku pembuatan pakan ternak.

Tak hanya warga sekitar pabrik, pemilik pabrik yang berada di sekitarnya juga mengeluhkan hal yang sama.

Bau tak sedap dan penyebaran kutu dianggap mengganggu aktifitas pabrik lainnya.

Legal dan General Affairs Manager PT Petropack Agro Industries, Michels Roland, mengatakan, pabriknya yang berada tepat berdampingan dengan PT Havindo Pakan Optima di Kawasan Industri Candi, Ngaliyan, Kota Semarang sampai tidak beroperasi.

PT Petropack Agro Industries yang bergerak di bidang makanan konsumsi manusia itu telah berhenti berproduksi selama 11 bulan.

BERITA TERKAIT

"Kami sampai tidak beroperasi karena gangguan itu (bau tak sedap dan penyebaran kutu), kami dirugikan secara materil dan immateril," kata Michels, Kamis (16/11/2017).

Bahkan menurut Michels, rencana ekspansi bisnis pihaknya pun terhambat lantaran adanya gangguan itu.

"Investor mempertimbangkan masalah dampak lingkungan ini," katanya.

Michels mengatakan, pihaknya telah melaporkan gangguan itu ke Dinas Penanaman Modal PTSP Provinsi Jawa Tengah, Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang hingga Polda Jateng.

Mediasi telah dilakukan beberapa kali, namun pabrik pakan ternak itu masih beroperasi.

Walikota Semarang, Hendrar Prihadi juga telah melakukan inspeksi ke pabrik tersebut dan menemukan kutu sesuai aduan warga.

Direktur PT Havindo Pakan Optima, Suhartanto mengaku pihaknya berterima kasih terhadap pihak pihak yang memperhatikan pabriknya selama ini.

"Kami baru beroperasi 23 bulan, tentu masih membutuhkan banyak saran dan masukan," kata Suhartanto.

Terkait kutu dan bau tak sedap, Suhartanto mengatakan telah menempuh langkah langkah pencegahan sesuai saran dari konsultan dan Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang.

"Kalau zero (0) kutu itu tidak bisa, hewan ada siklusnya. Apalagi bahan baku kan dari warga, ada tepung jagung dan dedak."

"Kami ada langkah seperti fumigasi, spraying, cool fog, thermal fog. Memang waktu Walikota Semarang ke sini ada temuan kutu, tapi itu sudah mati karena proses fumigasi. Kutu itu pun di dalam pabrik, tidak keluar," katanya.

Sumber: Tribun Jateng
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas