Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Jalan Desa Rusak Parah, Warga Akhirnya Pilih Lewat Kuburan

Ratusan warga yang tinggal di Desa Luworo, Kecamatan Pilangkenceng, Kabupaten Madiun, terpaksa menggunakan jalan setapak di dalam permakaman

Editor: Sugiyarto
zoom-in Jalan Desa Rusak Parah, Warga Akhirnya Pilih Lewat Kuburan
Foto Facebook/ Kaleb Elevensi
ilustrasi 

TRIBUNNEWS.COM, MADIUN - Ratusan warga yang tinggal di Desa Luworo, Kecamatan Pilangkenceng, Kabupaten Madiun, terpaksa menggunakan jalan setapak di dalam permakaman di desa tersebut sebagai jalan umum.

Mereka terpaksa melewati ratusan batu nisan dan kuburan di dalam pemakaman Dusun Paron ini karena jalan utama di desa itu rusak parah dan sulit dilalui kendaraan.

Pantauan di lokasi, Jumat (17/11/2017) siang, jalan desa penghubung antar dusun di Desa Luworo sepanjang sekitar 300 meter itu tampak rusak parah.

Jalan berbatu itu tampak dipenuhi tanah uruk, namun tidak rata dan berlumpur.

Beberapa warga yang nekat melewati jalan berlumpur itu tampak kesulitan saat melintas. Beberapa pelajar bahkan terpaksa melepas sepatu mereka saat melintas di jalan yang rusak itu.

Sementara itu, ada juga beberapa warga yang memilih melintas melewati jalan setapak di dalam pemakaman meski harus hati-hati karena banyak batu nisan dan kuburan.

Seorang warga Desa Luworo, Sani Astuti (35) mengatakan kerusakan jalan di desanya sudah sekitar dua bulan yang lalu.

BERITA TERKAIT

Sani menguturkan, kerusakan jalan ini disebabkan banyaknya truk bermuatan material untuk proyek perbaikan saluran pengarian yang melewati jalan tersebut.

"Sudah sekitar dua bulan yang lalu, sejak ada proyek renovasi saluran pengairan," katanya saat ditemui di lokasi.

Dia mengaku terpaksa melewati jalan itu meski berlumpur. Sebab, jalan tersebut merupakan satu-satunya jalan utama penghubung antar-dusun di Desa Luworo.

"Ya terpaksa. Kalau harus memutar jauh banget soalnya," kata wanita yang mengaku hampir setiap hari lewat jalan ini.

Sani menuturkan, kondisi jalan tersebut akan semakin parah dan sangat dilewati saat turun hujan. Apalagi, kata Sani, di sepanjang jalan juga tidak terdapat lampu penerangan pada saat malam hari.

"Kasihan anak-anak sekolah, mereka juga sehari-hari lewat jalan ini," ujarnya.

Dia menambahkan, sehari sebelumnya warga desa setempat sempat menanami pohon pisang di sepanjang jalan itu. Namun, saat inu pohon pisang itu sudah dicabut.

Halaman
12
Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas