Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pemalang Gelar Festival Wong Gunung di Lereng Gunung Slamet

Festival Wong Gunung (FWG) yang diadakan di Kecamatan Pulosari, Pemalang dari 21-23 November 2017 merupakan satu sarana mempromosikan wisata

Editor: Sugiyarto
zoom-in Pemalang Gelar Festival Wong Gunung di Lereng Gunung Slamet
TRIBUNJATENG/MAMDUKH ADI PRIYANTO
Puncak perayaan Festival Wong Gunung di Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang ditutup dengan penyerahan banyu panguripan ke 12 kepala desa di kecamatan itu, Minggu (21/8/2016). 

Laporan Wartawan Tribun Jateng, Mamdukh Adi Priyanto

TRIBUNNEWS.COM,PEMALANG- Festival Wong Gunung (FWG) yang diadakan di Kecamatan Pulosari, Pemalang dari 21-23  November 2017 merupakan satu sarana mempromosikan wisata di Pemalang.

Sekretaris Daerah Kabupaten Pemalang, Budhi Raharjo, mengatakan festival yang diadakan di lereng Gunung Slamet itu sebagai promosi sekaligus daya tarik agar pelancong datang ke Pemalang.

"Sebarkan kegiatan ini di medsos, viralkan. Agar wisatawan tahu dan akan datang ke Pemalang yang mempunyai slogan 'Pusere Jawa' ini," kata Budhi, Rabu (22/11/2017).

Ia berharap tidak hanya wisata di Pulosari yang dipromosikan, tapi secara umum objek wisata di Pemalang.

Budhi juga berharap Festival Wong Gunung bisa menjadi kegiatan tahunan yang harus didukung.

"Kegiatan seperti ini, harus terus dilestarikan. Ini merupakan kegiatan budaya lokal wong gunung," ucapnya.

Berita Rekomendasi

Dalam festival, diadakan berbagai kegiatan, mulai mengambil banyu panguripan (air kehidupan) di mata air Gunung Slamet, ruwatan, kirab dan rayahan gunungan, hingga penyerahan banyu panguripan kepada 12 kepala desa yang ada di Pulosari.

Berbagai kegiatan tersebut bertujuan agar menghasilkan efek ganda bagi masyarakat dan daerah di Pemalang, terutama untuk peningkatkan perekonomian masyarakat.

Sementara, Kepala Desa Pulosari yang juga Ketua Panitia FWG, Teguh Setyo Widodo, mengatakan festival diadakan untuk mengangkat potensi wisata yang ada di Pulosari.

"Pulosari merupakan desa budaya dan wisata. Dengan meningkatnya wisata, kesejahteraan masyarakat juga akan meningkat," kata Tyo, panggilannya.

Ia menjelaskan, ada 20 gunungan yang berisi hasil bumi. Pawai gunungan dimulai dari pertigaan Pasar Pulosari hingga lapangan kecamatan setempat atau sekitar 500 meter.

"Gunungan berisi hasil bumi itu sebagai rasa syukur kami kepada Tuhan Yang Maha Esa. Makanya, kami kembalikan lagi ke masyarakat," ungkapnya.

Seperti diketahui, sebagian masyarakat Pulosari bekerja di ladang atau petani sayur mayur.

Sedangkan objek wisata yang sudah dikenal di Pulosari antara lain, Bukit Kukusan, Bukit Tangkeban, gardu pandang Gunung Slamet, dan masih banyak lagi.(*)

Sumber: Tribun Jateng
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas