Penghijauan Hutan Lindung Langkaras Kini Berbuah Manis Bagi KTH Ingin Maju
Gazali Rahman, Ketua Kelompok Tani Hutan (KTH) Ingin Maju mengaku rela meninggalkan usaha pertambangan emas tradisional.
TRIBUNNEWS.COM, PELAIHARI - Gazali Rahman, Ketua Kelompok Tani Hutan (KTH) Ingin Maju di Tanah Laut, mengaku rela meninggalkan usaha pertambangan emas tradisional.
Usaha pertambangan emas itu sudah digelutinya sekitat 15 tahun lebih. Itu sebelum bergabung dengan KTH Ingin Maju dengan anggota 45 orang.
"Penghasilan saya sehari mendulang emas itu bisa saja Rp 1 juta. Tapi tidak mesti setiap hari," katanya saat mendampingi kalangan jurnalis nasional mengunjungi realisasi perhutanan sosial di Desa Tebingsiring, Rabu (22/11/2017).
Baca: Dr Helmi Teriak-teriak Tutupi Muka
Kenapa usaha pertambangan emas ditinggalkan? Itu diakuinya demi menghijaukan kondisi Hutan lindung Langkaras yang kritis. Kritis karena diduga oleh ganasnya pelaku pembalakan hutan secara membabi buta kala itu di Desa Tebingsiring, Kecamatan Bajuin, Kabupaten Tanahlaut, Provinsi Kalimantan Selatan.
Hutan lindung Langkaras mulai dihijaukan dengan 30 ribu pohon karet, sejak 2012 lalu. Sebelumnya pada 2011 dirintis bersama mahasiswa ULM dan dosen ULM melakukan pemetaan wilayah dengan kamera udara.
Bahkan, sebelum pemetaan, Gazali Rahman mengaku warga di Desa Tebingsiring kerap kucing-kucingam dengan anggota polisi kehutanan. Itu karena tidak sedikit hasil hutan kayu di areal hutan lindung saat itu menghasilkan uang.
Baca: Anak-anak Penuhi Acara Meet and Greet Film Naura dan Genk Juara
Akibatnya kerusakan hutan yang tak terkendali, dampaknya merugikan masyarakat Desa Tebingsiring dan sekitarnya. Kabut asap bekas kebakaran menyelimuti hutan lindung Langkaras sebelum Dihijaukan.
Gazali Rahman dan kawan-kawan, hatinya tersentuh. Sebenarnya belum mendapatkan izin pengelolaan hutan lindung dari Pemerintah Pusat. Ia nekad menanam pohon dan bercocok tanam.
"Apa yang salah. Kami justru menanami pohon di hutan lindung. Saya tidak mendapatkan uang dari menanam pohon karet ini karena jangka waktu panennya panjang. Saya hanya mendapatkan ilmu pengetahuan hingga ke Bogor," katanya.
Bantuan mahasiswa dan dosen fakultas kehutanan Universitas Lambung Mangkurat (ULM), Gazali dipilih sebagai Ketua KTH Ingin Maju.
"Saya dibantu Pemerintah Kabupaten Tanahlaut, waktu itu Dinas Kehutanan Kabupaten Tanahlaut dan ULM membuat proposal permohonan izin pengelolaan hutan lindung Langkaras ini," katanya.
Tidak langsung disetujui. Proposal itu disetujui Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup terealisasi saat kunjungan Presiden Joko Widodo meresmikan keberadaan Perhutanan Sosial di Indonesia.