Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Lewati Perjuangan Berat, Mantan Germo dan Pengantar PSK di Dolly Ini Sukses Berbisnis

Di kawasan eks Lokalisasi Dolly, terhitung ada 15 kelompuk UKM. Selain KUB Mampu Jaya, ada juga rumah kreatif pembuatan batik

Editor: Sugiyarto
zoom-in Lewati Perjuangan Berat, Mantan Germo dan Pengantar PSK di Dolly Ini Sukses Berbisnis
Surabaya.tribunnews.com/Achmad Zaimul Haq
Desain motif daun jarak yang menjadi ciri khas produksi "Rumah Batik" di Jalan Putat Jaya Gang 8 B, Surabaya, Jumat (24/3). 

TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Di kawasan eks Lokalisasi Dolly, terhitung ada 15 kelompuk UKM.

Selain KUB Mampu Jaya, ada juga rumah kreatif pembuatan batik, UKM pembuat minuman dan makanan ringan, kerajinan tangan dari bahan bekas, blangkon, sablon, dan sebagainya.

Untuk bertahan dan maju seperti sekarang ini bukan hal mudah. Mereka harus berjuang sejak awal hingga sekarang.

Bahkan, perjuangan itu disebut masih panjang untuk bisa benar-benar mendapat kepercayaan dari konsumen dan masyarakat luas.

Mengawali usahanya, warga sekitar lokalisasi ikut pelatihan yang digelar pemerintah.

“Batik hasil pelatihan kami jual, kemudian kami pakai untuk modal,” ungkap Fitria Anggraeni Lestari, Ketua Kelompok UKM Batik Jarak Arum.

Anggotanya yang awalnya berjumlah 10 orang juga merotoli tinggal enam orang.

BERITA REKOMENDASI

Mereka itu terdiri dari mantan PSK, mantan mucikari, penjual baju untuk PSK, penjual gorengan, tukang cuci, dan beberapa profesi yang berkaitan langsung dengan aktivitas lokalisasi saat itu.

“Kami yang dulu bisa mendapat penghasilan sampai Rp 10 juta per bulan saat lokalisasi beroperasi, harus hancur-hancuran berjuang. Untungnya ada sedikit tabungan untuk bertahan, hingga kami bisa tetap melanjutkan usaha ini sampai sekarang,” kisah Fitri.

Selain ikut dalam berbagai pameran, batik hasil karya kelompoknya juga sudah menembus beberapa pusat perdagangan di Surabaya dan beberapa daerah lain.

Sekarang ini omzet setiap bulannya rata-rata Rp 3 juta-Rp 5 juta.

Saat banyak order dari mal dan sejumlah hotel, omzetnya bisa mencapai Rp 10 juta.


Perjuangan berat juga dirasakan oleh kelompok-kelompok UKM lain di Dolly.

“Jatuh bangun. Banyak teman yang tidak sabar, kemudian mengundurkan diri juga. Dan kami memaklumi itu karena sebelumnya mereka mudah mendapatkan uang, kemudian harus mengawali semua dari nol,” tutur Atik dari KUB Mampu Jaya.

Halaman
12
Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas