Polisi Masih Tunggu Diterimanya Hasil Tes DNA untuk Serahkan Kerangka Ardhie kepada Keluarga
Sebelum kepastian hasil tes DNA, polisi sudah menduga bahwa jasad tersebut adalah Ardhie Nuraswan.
Penulis: Budi Rahmat
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribun Pekanbaru, Budi Rahmat
TRIBUNNEWS.COM, PEKANBARU - Polisi akhirnya memastikan jasad yang sudah jadi tengkorak yang ditemukan di wilayah Kandis pada tanggal 7 November 2017 silam adalah Ardhie Nuraswan.
Kepastian tersebut setelah adanya informasi lisan dari pihak Rumah Sakit Polri.
"Hasil koordinasi lisan dengan Rumah Sakit Polri di Jakarta bahwa hasil DNA sopir transportasi online, hasilnya identik," tulis Bimo dalam pesan pendeknya, Kamis (30/11/2017).
Dengan sudah adanya hasil tes DNA tersebut, maka prosedur berikutnya menyerahkan jenazah Ardhie kepada pihak keluarga.
Sebelum kepastian hasil tes DNA, polisi sudah menduga bahwa jasad tersebut adalah Ardhie Nuraswan.
Baca: Polisi Pastikan Kerangka yang Ditemukan di Kandis Adalah Ardhie Sopir Taksi Online
Dugaan tersebut setelah polisi merangkai peristiwa demi peristiwa dari pengungkapan pelaku perampokan yang dilakukan oleh enam orang pelaku, empat di antaranya berhasil diringkus.
Dari keterangan dan prarekonstruksi empat orang pelaku yakni, L, V, M dan F tergambarkan bahwa yang menjadi korban adalah Ardhie Nuraswan.
Kapolresta Pekanbaru, Kombes Pol Susanto mengungkapkan empat orang pelaku masing-masing ditangkap di perbatasan Pekanbaru-Kampar, Banten dan Simalungun Sumatera Utara.
"Ada proses panjang akhirnya kita mengungkap peristiwa pembunuhan terhadap korban yang dilaporkan hilang pada tanggal 22 Oktober 2017 laku. Sampai temuan jenazah manusia yang sudah berbentuk tengkorak di Kandis. Kemudian kita lakukan penyelidikan dengan merangkai kejadian demi kejadian," ujar Susanto saat ekspose di Mapolresta Pekanbaru Jalan Ahmad Yani, Pekanbaru, Selasa (28/11/2017) siang.
Baca: Mugiyanto Sempat Mengimami Salat di Masjid Sebelum Tubuhnya Hanyut Terbawa Arus Banjir
Dari rangkaian peristiwa tersebut pihaknya kemudian membentuk tim yang selanjutnya melakukan penyelidikan mulai dari pemeriksaan kamera CCTV dan menggali informasi dari saksi-saksi.
Rangkaian cerita tersebut mengarah pada adanya tindakan pidana yang terkait dengan hilangnya korban.