Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Jumlah ODHA di Kalsel Capai 1.864 Orang, Mayoritas Anak Muda

Tidak cukup sekadar mendekati tapi harus mampu mengajak mereka yang berisiko untuk rajin ikuti kegiatan mulai dari pertemuan sosialisasi hingga tes.

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Jumlah ODHA di Kalsel Capai 1.864 Orang, Mayoritas Anak Muda
womennewsnetwork.net
Orang dengan HIV AIDS (ODHA). 

TRIBUNNEWS.COM, BANJARMASIN - Angka pengidap HIV/AIDS atau orang dengan HIV/AIDS di Kalimantan Selatan semakin mengkhawatirkan.

Data hingga Juni 2017, angka Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) mencapai 1.864 orang.

Ironisnya, pengidap terbanyak adalah kelompok usia muda antara 20 sampai dengan 29 tahun.

Rekor tertinggi ODHA ditempati Banjarmasin dengan 647 orang, disusul Tanahbumbu (294) dan Banjabaru di urutan ketiga (236 orang).

Yang pasti, mengutip penjelasan Mursalin, Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi Kalsel, Kamis (30/11), ancaman HIV/AIDS di Banua kian meningkat tiap tahunnya.

Baca: Gaet Investor Multinasional, Kalsel Tawarkan Investasi Rp 200 Triliun

Disebutkan dia, tren pergerakan jumlah pengidap HIV/AIDS kian mengkhawatirkan.

BERITA TERKAIT

“Parahnya, tren pergerakan pengidap HIV/AIDS banyak didominasi anak muda,” ucapnya.

Berdasar laporan sampai September 2016, HIV/AIDS di Kalsel paling banyak diidap warga di usia 20-29.

Sementara usia 30 tahun sampai 39 sebanyak 503.

Sementara itu, Bainah, salah satu kader HIV/AIDS dari Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Banjarbaru, mengakui tak mudah merangkul para kalangan berisiko tinggi HIV.

Dia berujar, tak cukup sekadar mendekati tapi harus mampu mengajak mereka yang berisiko untuk rajin ikuti kegiatan mulai dari pertemuan sosialisasi hingga tes.

“Kebanyakan yang menutup diri karena takut akan hasilnya nanti pascates, saya bilang dan beri pengertian lebih baik tahu daripada tidak sama sekali. Intinya pendekatan harus intens, setiap hari,” katanya.

Bainah mengaku selalu siap membantu. Dia berujar ada pihak keluarga sampai datang ke rumah dan berlama-lama curhat.

“Datang ke rumah malah curhat, ada juga yang minta datangi ke rumah, banyak kasus. Ada yang lelaki berisiko tinggi karena suka selingkuh, suka ‘jajan’,” ujarnya.

Tertutupnya kelompok berisiko tinggi ini dalam mengungkap prilakunya diduga jadi hambatan melakukan pencegahan lebih jauh HIV/AIDS di Kalsel.

Ditambahkan Mursalin, perubahan pola perilaku yang permisif terhadap seks bebas dan peran media sosial yang terbuka, serta norma adat istiadat yang mulai terdegradasi adalah penyebab banyaknya kaum muda terinfeksi HIV/AIDS.

Menurut dia, sejak di laporkan untuk pertama kalinya pada 2002, jumlah pengidap HIV/AIDS di Kalimantan Selatan terus bertambah. Berdasar data yang dirilis KPA Provinsi Kalsel dan Dinas Kesehatan Provinsi Kalsel, sampai September 2017, jumlah penderita HIV/AIDS di Kalsel secara kumulatif mencapai 1.864 kasus. Penyebaran yang meluas, meliputi semua kabupaten/kota di Kalsel.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas