Bahagianya Pasangan Pengungsi Wayan Pasek-Erlina Dikaruniai Bayi Kembar Tiga Meski Terlahir Prematur
Terlahir dengan tindakan operasi caesar, ketiga bayi berjenis kelamin laki-laki ini lahir dalam kondisi normal dan sehat.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Setiap pasangan suami istri (pasutri) tentu mengidamkan memiliki keturunan.
Hadirnya buah hati memiliki kesan bahagia tersendiri bagi orangtua.
Apalagi memiliki bayi kembar tiga atau triplets.
Rasa bahagia tersebut tengah dirasakan pasutri yang merupakan pengungsi Gunung Agung.
Pasutri muda, Wayan Pasek (27) dan Ni Kadek Erlinayani (23), pengungsi asal banjar Tumpek, Ababi, Abang, Karangasem, ini dikaruniai tiga bayi kembar.
Terlahir dengan tindakan operasi caesar, ketiga bayi berjenis kelamin laki-laki ini lahir dalam kondisi normal dan sehat.
Ketiga bayi tersebut saat ini masih dirawat di inkubator ruangan Neonatus II, Cempaka I RSUP Sanglah, Denpasar.
Baca: Prihatin Letusan Gunung Agung, Kaisar Jepang Akihito Batalkan Perayaan Ulang Tahun di Bali
Pasek yang ditemui Tribun Bali di ruangan Obstetri, Cempaka II RSUP Sanglah, Denpasar, Jumat (1/12/2017) kemarin, mengaku sangat bahagia dengan kehadiran ketiga bayinya.
Pasek tak menyangka memiliki tiga anak sekaligus.
"Saya tidak memiliki firasat atau mimpi apapun. Astungkara, ini rezeki saya dengan istri saya," ucap syukurnya.
Diungkapkan Pasek, ketiga bayinya terlahir dengan tindakan operasi caesar dengan masa kehamilan 33 minggu.
Atau sembilan bulan kurang dari tiga minggu.
Ketiga bayi kembar ini dilahirkan di ruangan tindakan bayi RSUP Sanglah, Denpasar, Rabu (29/11/2017) sekitar pukul 18.05 Wita.
Baca: Curhat Novanto di Tahanan: Obat Tak Seperti yang Biasa Dikonsumsi, Makanan Tak Cukup Gizi
Ketiga bayi kembar yang belum diberi nama ini masing-masing memiliki berat badan yang berbeda.
Bayi pertama yang diangkat dari rahim ibunya memiliki berat badan 1,68 kilogram (kg), bayi yang kedua memiliki berat badan 2 kg, dan yang ketiga memiliki berat badan 1,5 kg.
Ketiga bayi ini sama-sama memiliki panjang badan 41 centimeter.
"Kata dokter seharusnya 34 minggu baru melahirkan. Tapi ini dimajukan kurang dari satu minggu karena kondisi istri saya. Astungkara kondisi istri saya dan bayi saya normal dan sehat. Hanya saja terlahir prematur. Kondisi istri saya juga saat ini sudah semakin membaik," ucapnya.
Dikatakan Pasek, selama menjalani masa kehamilan istrinya rutin melakukan pemeriksaan USG (Ultra Sono Grafi).
Dari hasil USG pada usia kandungan tiga bulan, Erlina diketahui mengandung tiga bayi sekaligus dengan jenis kelamin laki-laki.
Sejak itulah Pasek mulai menaruh rasa khawatir akan kondisi kesehatan istri dan buah hatinya.
Ia pun terus berdoa dan berharap agar diberikan kesehatan dan keselamatan.
Baca: Kaisar Jepang Resmi Turun Takhta 30 April 2019, Digantikan Putra Mahkota Akishinomiya
"Saat usia tiga bulan itu memang sudah kelihatan jenis kelaminnya. Saya memang benar-benar gelisah dengan kondisi istri saya karena berat badannya kurang dari 40 kilogram. Saya takut dengan organ dalamnya. Kondisi perut istri saya saat itu dikatakan seperti orang hamil bohong. Keluarga saya pun antara percaya dan tidak percaya. Karena di keluarga saya tidak ada yang lahir kembar. Apalagi sampai tiga bayi. Ini baru pertama kali dan ini rezeki," ungkapnya.
Pasek pun belum kepikiran untuk memberikan nama ketiga bayinya.
"Apakah diberi nama Agung karena istri saya melahirkan di saat kondisi Gunung Agung erupsi ini juga saya belum tahu. Masih runding sama pihak keluarga," ujarnya.
Pasek bersama Erlina mengungsi ke rumah tunggu Dinas Kesehatan Kabupaten Karangasem ketika aktivitas Gunung Agung mulai memasuki fase erupsi.
Selanjutnya istrinya dirujuk ke RSUD Karangasem ketika hendak melahirkan.
Baca: Setya Novanto Bilang ke MKD akan Mundur Tapi Masih Menunggu Momentum yang Tepat
Dalam hitungan waktu setengah hari dirawat di rumah sakit tersebut, Erlina akhirnya kembali dirujuk ke RSUP Sanglah pada Rabu (29/11/2017) dan melahirkan sekitar pukul 18.05 Wita.
"Sebelum dirujuk ke RSUD Karangasem kami sempat mengungsi. Hal itu untuk menjaga kesehatan istri saya dan kandungannya. Karena saat itu abu vulkanik Gunung Agung mulai terlihat sehingga kami pun mengungsi," katanya.
Saat ini ketiga bayi kembar masih dirawat di inkubator.
Baca: Anies Bersyukur Lapangan Monas Kembali Digunakan untuk Kegiatan Keagamaan Termasuk Reuni 212
"Saya baru satu kali melihat mereka (bayinya). Mereka juga belum bisa disusui karena istri saya juga belum melihat karena belum diizinkan. Mudah-mudahan kondisi ketiganya selalu sehat," harap sang Ayah.
Pantauan Tribun Bali, hingga tadi malam ketiga bayi kembar atau triplets dari pasutri Pasek dan Erlina masih dirawat di inkubator ruangan Neonatus II, Cempaka 1 RSUP Sanglah, Denpasar.
Bayi dengan berat badan 1,68 kg dirawat di inkubator nomor 5, sementara bayi yang memiliki berat badan 1,5 kg dirawat di inkubator nomor 8.
Sedangkan bayi dengan berat badan 2 kg dirawat di dalam box.