Lebih Lebih dari Dua Tahun, Pasar Panorama Lembang Kotor, Kumuh, Semrawut, dan Bau
Sampah yang menggunung di depan Pasar Panorama Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Rabu (20/12/2017) sore mengakibatkan bau tidak sedap
Editor: Sugiyarto
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Isep Heri
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Sampah yang menggunung di depan Pasar Panorama Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Rabu (20/12/2017) sore, mengakibatkan bau tidak sedap menusuk hidung saat melewati jalan di depan pasar tersebut.
Tumpukan sampah terlihat di bahu kiri jalan tepat di depan pasar. Tumpukan sampah tertinggi berada di halaman pasar tersebut.
Kondisi ini semakin menyedihkan jika turun hujan. Air rembesan sampah itu mengalir ke jalan utama di depan pasar. Tak heran baunya terasa menyengat.
Para pengguna jalan pun harus menutup hidung saat melintas di depan Pasar Panorama.
Sampah yang berceceran di bahu jalan, juga membuat lebar jalan jadi menyempit. Kondisi ini mengakibatkan kerap terjadi kemacetan di jalan tersebut.
Kemacetan juga diperparah oleh kendaraan umum yang mangkal sembarangan, serta parkir kendaraan yang terlihat semrawut.
Bagian depan sebelah kiri pasar itu, merupakan titik pertemuan lima ruas jalan atau kerap disebut Simpang Lima Lembang.
Simpang lima ini pertemuan dari Jalan Panorama-Kayu Ambon, Mama Adiwarta, Cijeruk-Grand Hotel.
Ini merupakan titik kemacetan utama di Kawasan Lembang, terlebih Jalan Kayu Ambon masih ditutup dan di atasnya masih berdiri ratusan lapak tempat berjualan sementara para pedagang.
Sejauh ini belum terlihat ada upaya dari pemerintah daerah setempat untuk menertibkan kawasan tersebut.
Tak heran sudah lebih dari dua tahun atau sejak Pasar Panorama terbakar pada 14 Mei 2015, kondisinya kotor, kumuh, semrawut, dan bau.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.