Ganjar Minta Ekowisata Mangrove Kaliwlingi Dikelola seperti Umbul Ponggok
Keberadaan hutan mangrove di Desa Kaliwlingi, Kabupaten Brebes, harus tetap dirawat tanpa harus mengandalkan pemerintah.
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribun Jateng, M Nur Huda
TRIBUNNEWS.COM, BREBES – Keberadaan hutan mangrove di Desa Kaliwlingi, Kabupaten Brebes, harus tetap dirawat tanpa harus mengandalkan pemerintah.
Hal itu diungkapkan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo usai menanam bibit mangrove di bibir sungai Ponggol yang ada di kawasan hutan mangrove Kaliwlingi, Kamis (21/12/2017).
Kawasan hutan seluas sekitar 30 hektare ini sejak 1986 mengalami abrasi. Oleh warga ditanami mangrove. Seiring berjalannya waktu, kawasan ini pun dikelola menjadi obyek pariwisata yang disebut Dewi Mangrove Sari.
Kawasan ini ramai oleh pengunjung. Utamanya di akhir pekan. Sebab oleh warga, hutan mangrove ini ditata dengan membuat tracking mengelilingi kawasan hutan.
Baca: Gubernur Ganjar Bercerita Seorang Nenek Apa itu Hidup Bahagia
Baca: Istri PNS Curhat ke Ganjar Suaminya Kabur Dua Bulan Tinggalkan Utang Menumpuk
Baca: Usai Kalah Tragis, Real Madrid Boyong Tiga Pemain Bagus Sekaligus
Baca: Zinedine Zidane Tertular Keburukan dari Kekalahan Real Madrid di El Clasico
Untuk mencapai hutan mangrove, terlebih dahulu harus menaiki perahu dengan tarif Rp 15 ribu di hari biasa, ketika akhir pekan Rp 20 ribu perorang. Uang retribusi tersebut, sejumlah Rp 1.000 diserahkan ke kas desa, Rp 3.000 ke Pemkab Brebes, sisanya dikelola oleh masyarakat setempat.
“Kalau saya boleh usul, dana yang masuk ke masyarakat itu dikelola juga untuk beasiswa bagi keluarga kurang mampu. Jadi nantinya semua warga desa di sini bisa berpendidikan tinggi-tinggi. Ini seperti pengelolaan di Umbul Ponggok Klaten,” kata Ganjar saat berdialog dengan warga setempat.
Ganjar berpesan agar masyarakat tetap menjaga kebersihan kawasan hutan mangrove. Selain itu, makanan-makanan yang dijual di sekitar pun harus bersumber dari laut. Misalnya rumput laut, kepiting, kerang, termasuk souvenir kaos branding.
“Pemasaran juga perlu dikemas yang bagus. Kalau bisa, ceritakan tiap hari, ada orang yang sedang piknik, dan informasi lain agar ketika orang melihat bisa dapat informsi lengkap tentang wisata ini,” ucap dia.