Petani Karo Menangis, Rugi Puluhan Juta Akibat Letusan Gunung Sinabung
Yusuf mengatakan, ia berladang tomat, kentang dan cabai. Dua minggu lagi, kata Yusuf, harusnya ia sudah panen.
Penulis: Array Anarcho
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribun Medan, Array A Argus
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN -- Pada Rabu (27/12/2017) sore kemarin, Gunung Sinabung di Kabupaten Tanah Karo, Sumatera Utara meletus. Akibatnya, sebahagian wilayah di Tanah Karo ditutupi debu vulkanik dan menyebabkan tanaman masyarakat rusak.
Salah satu petani yang tinggal di Desa Naman, Kecamatan Namanteran, Kabupaten Tanah Karo mengatakan, mereka terancam gagal panen. Sebab, tanaman mereka rusak diterjang debu panas Sinabung.
"Kemarin sore debunya tebal sekali. Kebetulan ladang saya ada sekitar satu hektar yang rusak," ungkap M Yusuf Tarigan, Kamis (28/12/2017).
Yusuf mengatakan, ia berladang tomat, kentang dan cabai. Dua minggu lagi, kata Yusuf, harusnya ia sudah panen.
"Rugi lah kami ini pak. Memang tidak sampai ratusan juta, tapi sekitar Rp30 juta sampai Rp40 juta," kata Yusuf dengan logat Karonya yang sangat kental.
Kepala Bidang Kedaruratan BPBD Tanah Karo, Natanel Perangin-angin mengatakan, memang wilayah yang terdampak debu tebal adalah Kecamatan Namanteran dan Simpang Empat. Kemudian, debu juga menyelimuti sebahagian wilayah Kota Berastagi.
"Cukup lumayan banyak ladang masyarakat yang rusak. Memang sejak kemarin, debu cukup tebal," katanya.
Hal senada juga disampaikan Kepala Pos Pantau Sinabung Armen Putra. Kata dia, sejauh ini memang Sinabung belum ada kembali erupsi.
"Debu pekat yang sempat dimuntahkan Sinabung kemarin sore beterbangan ke beberapa kawasan di Tanah Karo. Dari pantauan kami, angin mengarah ke Timur dan Tenggara," ungkap Armen.
Ia menyebut, rusaknya ladang masyarakat karena debu yang menempel di pepohonan kembali beterbangan ke ladang warga. Sehingga, banyak tanaman yang rusak berat