Wisatawan Diimbau Gunakan Masker Saat Berkunjung ke Tanah Karo
Namun, jika ingin melihat Sinabung, kata dia, harus mematuhi aturan, dan mengetahui zona-zona yang telah dilarang pemerintah.
Penulis: Array Anarcho
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribun Medan, Array A Argus
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN -- Gunung Sinabung di Tanah Karo, Sumatera Utara sudah sejak 2010 meletus. Sejak tujuh tahun lalu, gunung ini terus menyemburkan debu vulkanik, hingga menelan korban jiwa dari masyarakat yang bermukim di sekitarnya.
Pada Rabu (27/12/2017) sore kemarin, aktivitas Sinabung kembali meningkat. Gunung meletus menyemburkan debu panas hingga merusak perladangan warga.
"Fenomena Gunung Sinabung ini jadi ketertarikan tersendiri dan menjadi objek wisata bagi wisatawan. Karena sejak kemarin debu sangat tebal, kami dari BPBD Tanah Karo mengimbau agar wisatawan yang hendak berkunjung mengenakan masker," kata Kepala Bidang Kedaruratan BPBD Tanah Karo, Natanel Perangin-angin, Kamis (28/12/2017).
Natanel menjelaskan, meski debu cukup tebal, namun wisatawan tak perlu khawatir berkunjung ke Kota Berastagi. Namun, jika ingin melihat Sinabung, kata dia, harus mematuhi aturan, dan mengetahui zona-zona yang telah dilarang pemerintah.
"Kondisi wilayah yang debunya cukup pekat itu terjadi di Kecamatan Namanteran dan Simpang Empat. Di beberapa lokasi lainnya ada, tapi tidak begitu tebal seperti dua wilayah ini," katanya.
Terpisah, M Yusuf Tarigan, petani tomat, kentang dan cabai mengaku merugi akibat debu Sinabung ini. Ia terancam gagal panen karena tanaman rusak.
"Kondisi di tempat tinggal kami cuacanya cukup panas. Kemudian, debunya cukup tebal," kata Yusuf yang tinggal di Desa Naman.
Ia mengatakan, debu vulkanik membuat mata perih. Kemudian, debu juga membuat nafas sedikit agak sesak.
"Kalau keluar rumah, kami harus pakai masker. Karena debunya tebal pak. Kemarin sore itu, debunya hitam pekat," ungkap Yusuf pada Tribun lewat selular.